TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Hingga beberapa jam sebelum Kongres Luar Biasa PSSI unruk memilih Exco 2015-2019 resmi bergulir, mulai pukul 08.00 WIB di Horek JW Marriior, Surabaya beredar berbagai intrik dan isu.
Hal ini mengingatkan pada gelaran KLB empat tahun silam di Solo, unruk menenrtukan kepengurusan PSSI 2011-2015.
Empat tahun silam di Solo, KLB diadakan ditengah perpecahan yang melanda pemangku dan pelaku kepenrtingan sepakbola nasional. Khususnya, antara kubu pro Nurdin Halid yang dibelakangnya ada Nirwan Dermawan Bakrie, dengan kelompok pro duet Arifin Panigoro & George Toisutta.
KLB di Solo diselenggarakan oleh Komite Normalisasi PSSI, yang diketuiai oleh Agum Gumelar dengan wakil FX Hadi Rudyartmo dan sekretaris Joko Driyono.
Komite yang dibentuk oleh FIFA ini sebelumnya gagal menggelar KLB di Hotel Sultan, 20 Mei 2011, karena adanya pemaksaan untuk tetap dapat dicalonkannya duet Arifin Panigoro dan George Toissuta sebagai kertum dan wakerum PSSI 2011-2015.
Pemaksaan dicalonkannya duet AP & GT menimbulkan tekanan besar berupa ancaman sanksi dari FIFA. Ancaman sanksi itu terus membayangi hinggga beberapa jam sebelum KLB 11 Juli 2011 di The Sultan Hotel itu resmi digelar.
Beberapa jam menjelang pergantian ke 11 Juli, duet AP & GT dinyatakan tidak lagi mencalonkan diri. Sebagai gantinya, mereka mengajukan kombinasi baru yakni Djohar Arifin Husin & Farid Rachman.
Duet ini diusung dengan proyeksi dukungan dari lebih 50 persen voters yang sudah digalang sejak KLB 20 Mei di Jakarta yang gagal itu.
PSSI Selamat dari sanksi FIFA
KLB 11 Juli 2011 terselenggara dengan baik ranpa diwarnai gejolak. Dari persaingan untuk menentukan 11 Exco PSSI 2011-2015 iru, seperti diperkirakan sebelkumnya, Djohar Arifin Husin dan Farid Rachman memperoleh pilihan rerbanyak pada pemunguan suara. Ke-11 Exco yang rerpilih merupakan 'paker' dari kelompok yang sejak awal didukung oleh AP & GT. Yang senang juga pastilah voters atau para pemilik suara.
"KLB di Solo terlaksana dengan baik karena adanya kedewasaan semua pihak," ungkap Kerua Komirte Normalisasi Agum Gumelar, Ketum PSSI 1998-2003, Ketum KONI Pusat 2003-2007 dan kini Ketua Kehormaran PSSI.
PEMERINTAH
Jika KLB 11 Juli 2011 dibayang-bayangi sanksi potensial dari FIFA, maka gelaran KLB 18 April 2015 di Surabaya diwarnai tekanan dari pemerintah melalui Kanrtor Menpora.
Menpora Imam Nahrawi sudah lama meminta agar KLB PSSI ini ditunda. Ketika PSSI tetap menggelar Kongres sesuai jadwal, maka mengenai kepastian kehadiran Menpora di acara pembukaan Kongres menjadi tanda tanya.