TRIBUNNEWS, COM. SURABAYA - Status Kongres Luar Biasa PSSI 18 April di Hotel Marriott kini menjadi tidak jelas.
Pernyataan dari Menpora Imam Nahrowi yang membekukan PSSI sejak Jumat (17/4) malam membuat kongres pemilihan anggota Komite Eksekutif PSSI itu tidak diakui oleh pemerintah.
“Sejak Jumat malam, Menpora sudah memutuskan soal status PSSI, yang dibekukan. Jadi apapun hasil kongres tersebut, kami anggap tidak ada,” kata Gatot S Dewo Broto, Deputy V Menpora, Say.
Langkah selanjutnya, Menpora akan berkomunikasi dengan FIFA menyangkut kondisi tersebut. Apalagi dalam surat balasan yang dikirimkan Menpora ke FIFA, jelas Imam Nahrowi menyatakan jika penilaian FIFA tentang syarat tambahan yang dilakukan BOPI, adalah penilaian yang salah.
Seperti diketahui, dalam proses pemilihan yang dilakukan oleh 106 pemilik suara PSSI di Hotel Marriott, tetap berjalan. Untuk pemilihan Ketua Umum PSSI 2015-2019, La Nyalla Mattalitti tidak tertahan dengan perolehan 92 suara.
Calon lainnya, Syarif Bastaman, menggaet 14 suara. Dari 107 voters, satu berhalangan sehingga hanya 106 yang memilih.
Hanya dua kandidat yang maju memperebutkan posisi ketum ini. Tujuh calon lainnya mundur.
Termasuk Joko Driyono, Sekjen PSSI sekaligus CEO PT Liga yang sebelumnya sempat disebut-sebut sebagai salah satu kandidat terkuat.
Joko Driyono mundur sejak Jumat malam. Menurut keterangan, keputusan Joko ini disebabkan adanya tekanan dari pihak-pihak tertentu.
Selain Joko, Djohar Arifin Husin, Bernhard Limbong, Achsanul Qosasi, Subardi, Muhammad Zein, dan Sarman El Hakim sudah menyatakan mundur dari kongres pemilihan. Muhammad Zein dan Subardi pun sudah menyatakan mundur sejak Jumat malam.
“Suasana konges menurut saya sudah tidak kondusif lagi, jadi buat apa saya maju lagi dalam situasi seperti itu. Saya sudah mendengar soal ini sejak Jumat (17/4) malam,” ungkap Zein.
Pembekuan PSSI oleh Menpora membuat segala aktivitas sepak bola di Tanah Air yang dilakukan oleh organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia itu seperti menguap.
Kompetisi PSSI yang sedianya akan digelar kembali pada 25 April mendatang dipastikan tidak bisa digelar lagi.
“Segala aktivitas PSSI untuk sementara tidak diakui lagi,” kata Gatot S. Dewo Broto, Deputy V Menpora.
Hal ini tentu sangat disayangkan oleh Andi Darussalam Tabusalla. Mantan manajer timnas ini menilai PSSI tidak pernah belajar dari kesalahan sebelumnya yang membuat kondisi sepak bola nasional menjadi terbelenggu lagi.
“Saya sangat menyesalkan hal ini. PSSI seperti tidak pernah belajar dari kesalahan di masa lalu. Selalu terulang dan membuat sepak bola Indonesia mundur lagi. Bayangkan berapa banyak orang yang akan merugi dan kehilangan lapangan pekerjaan karena ini. Semua harus menahan diri, termasuk PSSI. Kepentingan sepak bola nasional di atas segalanya,” tutur Andi Darussalam Tabusalla