News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Super Indonesia

Risnandar: Menpora Sekarang Luar Biasa! Karena Dua Tim, 16 Klub Jadi Korban

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menpora, Imam Nahrawi (jongkok) mengunjungi lapangangan di area Stadion Jatidiri Semarang, Jateng, Jumat (9/1/2015). Imam Nahraw meninjau langsung sarana dan prasarana komplek stadion Jatidiri sebelum dilakukan renovasi total. TRIBUN JATENG / WAHYU SULISTIYAWAN

TRIBUNNEWS.COM - Langkah Menpora RI, Imam Nahrawi yang telah membekukan PSSI dinilai sebagai sikap yang arogan. Hal itu dilontarkan mantan pemain Persib Bandung era 70-an, Risnandar Soendoro saat dimintai komentarnya soal dibekukannya PSSI.

Menurutnya, kebijakan Menpora tersebut, sangat disayangkan pasalnya hanya gara-gara dua klub (Arema Cronus dan Persebaya Surabaya) yang tidak memenuhi syarat Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), namun tetap mengarungi kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015.

"Menpora yang satu ini memang luar biasa. Masa hanya karena dua tim, 16 tim jadi korban. Ini sangat tidak adil dan tentu sangat merugikan. Seharusnya Menpora berpikir dulu, jangan pakai emosi. Yang kasian kan rakyat karena sepak bola itu adalah hiburan rakyat," tegas Risnandar.

Dengan pembekuan itu lanjut Risnandar uang juga pernah menjadi pelatih Persib, tentu akan mengundang FIFA sebagai induk persepakbolaan dunia melakukan banned kepada Indonesia. Dan akibatnya Persib dan Persipura tidak bisa lagi melakoni ajang AFC Cup 2015 yang sedang dijalani.

"Dengan adanya banned dari FIFA, otomatis Persib yang sedang bagus di ajang Asia tidak bisa ikut kompetisi lagi. Sayang juga kan Persib dan Persipura yang sedang pentas di level Asia tiba-tiba tidak bisa melanjutkan karena di banned," ujarnya.

Risnandar berharap, Menpora RI, berpikir dengan jernih tanpa emosi. Ia menyarankan, alangkah baiknya duduk bersama dan bicarakan baik-baik, kemudian memberi waktu kepada klub yang belum memenuhi syarat.

"Permasalahan sepak bola Indonesia ini tidak bisa dilakukan secepatnya, tapi harus bertahap dan perlahan-lahan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini