News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Super Indonesia

Perseru Serui Hentikan Operasional Tim

Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Jalan buntu pertemuan antara Menpora, PT Liga Indonesia (PT LI), dan 18 klub peserta Liga Super Indonesia (LSI) 2015 yang berujung pada ketidakpastian kompetisi membuat manajemen Perseru Serui memutuskan untuk menghentikan operasional tim.

Manajer Perseru Serui, Yan Pieter Ayorbaba mengatakan, pihaknya terpaksa mengehentikan seluruh operasional tim, mulai dari latihan dan rencana uji coba, karena pemerintah (Menpora) tidak memberikan jaminan kompetisi kembali digelar.

"Kami belum mengetahui kapan kompetisi kembali digelar. Semuanya tidak ada bisa memastikan. Oleh karena itu, kami memilih untuk menghentikan latihan sampai waktu yang ditentukan," kata Ayorbaba kepada Harian Super Ball, Selasa (28/4/2015).

Selama diliburkan, Ayorbaba menerangkan, manajemen tidak bisa membayar gaji pemain.

"Dana yang kami miliki tidak besar. Jika terus menggelar latihan tetapi tidak tahu kapan kompetisi digelar akan menghabiskan dana. Daripada kami tekor terus dan percuma, lebih baik dihentikan terlebih dulu," ucap Ayorbaba.

Ayorbaba mengaku, awalnya pemain keberatan dengan keputusan itu, namun manajemen tidak memiliki pilihan lain.

"Dengan ditundanya kompetisi sampai waktu yang tidak jelas seperti ini, membuat sponsor enggan mengeluarkan dana. Maka, mau tidak mau, kami tidak bisa membayar gaji pemain selama penghentian sementara ini. Ini keputusan yang sulit buat pemain juga buat manajemen. Tetapi harus diputuskan seperti ini," jelas Ayorbaba.

Ayorbaba menambahkan, manajemen akan kembali melakukan latihan, jika sudah ada kepastian jadwal kompetisi LSI.

"Kami berharap rapat Exco PSSI pada 2 Mei 2015 nanti sudah bisa diputuskan jadwal kompetisi berikutnya. Jika sudah ada, kami akan kembali panggil pemain untuk berlatih," imbuhnya.

Ayorbaba menerangkan, Menpora harus mengganti rugi dana yang sudah dikeluarkan klub.

"Akibat keputusan Menpora, kami harus mengeluarkan dana tidak sedikit untuk membayar gaji pemain dan tim pelatih. Tetapi nyatanya, kami tetap tidak bisa melakukan pertandingan. Menpora harus bertanggungjawab, karena matinya kompetisi karena keputusan beliau. Ini sama saja mematikan klub. Menpora harus bertanggungjawab," terang Ayorbaba.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini