TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Penghentian kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) oleh PSSI melalui keputusan rapat komite eksekutif, berdampak sangat besar bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Pada hari Rabu (6/5), sebanyak 18 klub LSI termasuk PSM Makassar akan diundang ke Jakarta oleh operator LSI, yakni PT Liga Indonesia untuk membahas mengenai putusan PSSI yang menghentikan kompetisi.
Direktur Klub PSM Makassar, Sumirlan mengatakan bahwa ia sudah berkomunikasi dengan klub-klub LSI lainnya dan disepakati bersama bahwa kompetisi jangan sampai terputus-putus.
"Pada pertemuan pertama hanya 18 klub yang datang untuk menyatukan visi-misi. Kita menyarankan dan meminta, pertama kompetisi tetap diputar 18 klub dengan independen dan dijalankan oleh PT LI," kata Sumirlan saat ditemui di Menara Bosowa, Senin (4/5).
“Kompetisi ini tidak boleh dicampuri PSSI karena dia sedang mengajukan gugatan di PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara). Kedua menpora tidak bisa menurunkan tim transisinya, kalau mengawasi boleh tapi tidak boleh menjalankan,” lanjutnya.
Usulan agar kompetisi tetap berjalan di bawah operator PT LI adalah mutlak, dan kata Sumirlan, tidak bisa dilakukan PSSI maupun menpora ikut campur di dalamnya.
"Kalau tidak setuju ya kami tidak akan dengar lagi, karena kami (tim 18) intinya mau kompetisi terus berjalan," tambahnya.
Menurut dia, keputusan tim 18 yang ingin tetap kompetisi jalan Mei, jika tidak maka mereka akan pertanyaan dana yang sudah dikeluarkan selama ini. "Kita sudah keluar sampai milliaran rupiah. Ini bagaimana? Jadi intinya kami ingin kompetisi tetap jalan," jelas Sumirlan.
Ia mengaku sudah berkomunikasi dengan CEO PT LI, Joko Driyono dan pada prinsipnya Joko setuju dengan usulan tersebut. Terkait dengan keputusan akhir untuk penyelenggaraan kompetisi menunggu dari PT LI.
Namun PT Liga sendiri juga masih belum bisa memberikan jawaban terkait usulan tersebut. PT Liga masih tetap mengikuti keinginan PSSI yang dengan alasan Force Majeur menghentikan kompetisi secara sepihak.