TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Pelaksanaan Kompetisi Divisi Utama 2015 makin tak jelas kapan digelar. Bahkan, kompetisi kasta kedua ini digelar atau tidak masih tanda tanya besar.
Apalagi, belum lama ini, PT Liga Indonesia sebagai operator kompetisi Tanah Air, telah menghentikan seluruh gelaran kompetisi, termasuk Divisi Utama.
Hal ini tidak lain berkaitan dengan memanasnya hubungan antara Kemenpora dengan PSSI selaku induk olahraga sepak bola di Indonesia.
Kekisruhan ini pun membuat sebagain besar meradang. Klub-klub menganggap keputusan ini tidak memikirkan nasib pemain, pelatih, pemilik klub serta insan sepakbola di dalamnya.
Tapi, ada juga yang pro dan menganggap, keputusan penghentian ini sebagai akibat tindakan arogan Kemenpora yang memang membekukan PSSI dengan segala aktivitasnya.
Masih terkait hal ini, pelatih kepala Martapura FC, Frans Sinatra Huwae pun sangat menyayangkannya.
Malah mantan pemain Timnas Pelajar Indonesia ini sepertinya sangat kecewa dengan keadaan yang menjadi tak menentu seperti saat ini.
Frans berharap, pihak-pihak yang sedang terlibat perselisihan, bisa sama-sama bersikap arif demi kepentingan sepak bola nasional.
"Gajah sama gajah berkelahi jangan sampai banyak mematikan semut. Harus bijaklah mencari solusi. Kemenpora tidak salah dan PSSI tidak kalah," katanya.
Frans menegaskan, PT Liga Indonesia pun harusnya bisa bersikap lebih arif lagi dan tidak perlu gegabah menghentikan kompetisi begitu saja.
"Semua klub ingin tetap berkompetisi. Sementara Kemenpora sudah memberikan izin keramaian, kemudian kompetisi dipersilahkan jalan. Lalu apa lagi? Yang dikhawatirkan klub-klub berbalik arah nantinya," kata Frans.
Sebagai orang yang pernah berkiprah di persepakbolaan nasional, Frans pun menilai baru kali ini terjadi kekisruhan yang sangat parah.
"Kalau dahulu ada dualisme tapi kompetisi masih bisa jalan. Kali ini satulisme tapi ternyata tidak bisa jalan," katanya.