Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mentan pelatih Persita Tangerang, Fabio Oliviera mengatakan, konflik sepak bola antara Menpora dan PSSI sulit untuk diselesaikan, karena kedua belah pihak sama-sama ngotot dan merasa benar.
Justru Fabio berharap Menpora bertindak berani dengan menemui FIFA untuk menjelaskan tujuan intervensi terhadap PSSI.
"Jika Menpora berani temui FIFA dan jelaskan kondisi sepak bola dan PSSI. Jelaskan tujuan intervensinya untuk memperbaiki sepak bola di Indonesia dan kepengurusan PSSI. Jika memang ternyata FIFA justru memberikan sanksi, tidak masalah. Jika memang tujuan Menpora benar-benar ingin membenahi sepak bola di Indonesia," kata Fabio kepada Harian Super Ball, Minggu (10/5/2015).
Menurut Fabio, dengan sanksi dari FIFA bisa dijadikan Menpora sebagai momen untuk membenahi federasi sepak bola di tanah air itu.
"Jika sanksi sudah diberikan FIFA, Menpora bisa langsung menggelar kongres dengan melibatkan voter untuk memilih ketua PSSI dan pengurus PSSI yang baru," ucap Fabio.
Jika sudah dibentuk pengurus PSSI baru sekaligus menunjuk operator kompetisi baru, barulah dilaporkan kembali ke FIFA.
"Sanksi dari FIFA akan dicabut, jika sudah dibentuk kepengurusan PSSI baru. Semua tergantung seberapa cepat pembenahan secara organisatoris sepak bola di Indonesia. Seperti Kamerun hanya dikenai sanksi selama 17 hari, karena pemerintah setempat bisa cepat membenahi federasinya," ujar Fabio.
Fabio menjelaskan, langkah itu bisa menjadi salah satu cara menyelesaikan konflik yang tak pernah berujung ini.
"Kecuali jika Menpora dan PSSI bisa segera menyelesaikannya dan bisa kembali menggelar kompetisi. Namun jika kedua pihak terus merasa benar sendiri, sulit mencari titik temu," terang Fabio.
Saat ini kondisi sepak bola di Indonesia menggantung, Menpora membentuk Tim Transisi yang sudah pasti ditolak oleh PSSI dan klub. Padahal tujuan pembentukan tim itu untuk menjadi operator kompetisi sementara. Namun klub tidak akan mau ikut serta di kompetisi bentukan Menpora itu. Pasalnya dianggap tidak legal dan tidak akan diakui oleh FIFA.