TRIBUNNEWS.COM, PARMA - Seluruh orang yang bekerja di Parma belum bisa bernapas lega menghadapi krisis ekonomi di klub.
Parma dinyatakan bangkrut, tapi masih dapat berlaga di Serie B 2015/16 andai ada pemilik baru yang bersedia melunasi utang-utang yang termasuk gaji para pemain.
Klub berjuluk I Gialloblu diberi tenggat sampai 28 Juni untuk melunasi semua tunggakan.
Jika tidak, mereka harus bertanding di liga amatir di Serie D.
Sejak April, Parma mencari pemilik baru yang mau membeli klub lewat jalur pelelangan dengan harga dasar 20 juta euro (290 miliar rupiah).
Sampai pada pelelangan kelima, Kamis (28/5), tak ada satu orang pun yang siap memiliki Parma.
Kondisi ini kian memprihatinkan bagi para pemain mengingat mereka telah berkorban banyak hal demi menyelamatkan Parma
Pada 14 Mei, kapten klub, Alessandro Lucarelli, mengungkapkan bahwa para pemain merelakan klub tidak melunasi 75 persen gaji yang seharusnya mereka terima dalam semusim.
Aksi tersebut diharapkan dapat meringankan beban pemilik baru dalam melunasi utang klub.
"Semoga ada seseorang yang dapat menyelamatkan sepak bola di Parma," begitu pernyataan Lucarelli kepada Radio Olympia.
Setelah kembali gagal pada pelelangan kelima, Parma tinggal menyisakan satu kesempatan lagi untuk menarik investor.
Pelelangan keenam alias terakhir rencananya berlangsung pada 9 Juni.
"Masih ada satu kesempatan lagi menyelamatkan Parma. Semoga tidak disia-siakan," ucap kapten Lucarelli