TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO - Striker Persela Lamongan, Bijahil Chalwa memilih pulang kampung untuk bertani saat kompetisi sepak bola berhenti.
Orang tua Chalwa adalah petani di Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro.
Saat aktivitasnya sebagai pesepak bola terhenti akibat kisruh antara Menpora dan PSSI, tak ada pilihan lain kecuali turut terjun langsung bersama orang tuanya untuk mengolah lahan perkebunan.
“Hampir 10 tahun terakhir kami mengembangkan budidaya jambu biji. Hasilnya cukup lumayan sebab selama ini permintaan pasar kian hari kian meningkat karena jenis jambu bji milik bapak termasuk yang berkualitas,” kata pemain kelahiran 30 November 1990 itu.
Selain jambu biji, Chalwa mengatakan masih ada budidaya tanaman lain. “Saat ini yang kami utamakan jambu biji. Meski demikian kami juga mencoba mengembangkan budidaya tanaman lain seperti pisang, cabai, terong, jeruk nipis, serta pohon jati,” sebut mantan striker Persela tersebut.
Pemain dengan tinggi badan 176 cm ini mengaku tidak kesulitan dalam hal memasarkan hasil panen kebunnya. Di saat hendak panen, dirinya tinggal menghubungi tengkulak langganan yang sudah siap mengambil hasil panen ke perkebunan miliknya.
“Meski ada penghasilan lain, saya sangat rindu bermain sepak bola. Semoga PSSI dan pemerintah segera menemukan solusi,” kata Chalwa.