TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Alfin Tuasalamony harus menanggung beban lebih berat di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang belum menemukan titik terang.
Di saat rekan-rekannya menyiasati kevakuman dengan tampil di turnamen antarkampung atau laga ekshibisi, dia tak bisa berbuat apa-apa karena cedera.
Penggawa Persija Jakarta itu mengalami patah tulang kering di kaki kirinya. Alfin ditabrak mobil pada 30 April lalu seusai mengunjungi satu bank di Jakarta.
Cedera itu datang di waktu yang tak tepat. Selain membuatnya absen membela timnas U-23 yang tampil di SEA Games 2015 di Singapura, dia juga kehabisan tabungan untuk berobat.
Untuk meringankan beban yang ditanggung Alfin, rekan seprofesinya menggelar laga bertajuk Trofeo Charity Matches Alfin Tuasalamony di Lapangan Pertamina, Simprug, Jakarta Selatan, Minggu (28/6). Striker Persib Bandung, Tantan, ambil bagian dalam laga tersebut. Tantan merasakan empati yang mendalam terhadap kondisi nahas yang menerpa Alfin.
"Ya ini sebagai bentuk solidaritas sebagai sesama pemain bola. Tentunya saya juga dapat merasakan apa yang dialami oleh Alfin," ujar Tantan saat dihubungi Tribun, kemarin.
Dana yang didapat dari acara tersebut akan digunakan untuk biaya pengobatan Alfin. Selama ini, Alfin sudah menjalani dua kali operasi dan akan naik meja bedah ketiga.
Selain Tantan, Persib menurunkan lima penggawa lainnya di ajang tersebut. Mereka adalah Ahmad Jufriyanto, Dias Angga Putra, Dedi Kusnandar, Firman Utina, dan Tony Sucipto. Namun mereka terbagi dalam tiga tim yang dibentuk panitia. Alhasil, mereka akan saling mengalahkan di lapangan.
Di bawah komando Rahmad Darmawan, Tantan akan berlaga bersama Dedi, Dias, Tony, Eka Ramdani, Kurnia Meiga dan sederet pemain lainnya.
Firman berada satu tim dengan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) All Stars akan bermain bersama Bambang Pamungkas, Ponaryo Astaman, Airlangga Sucipto dan dikomandani oleh pelatih Leo Saputra.
Sementara itu, Jufriyanto bersama tim MSG-Dhuafa tampil bersama Yongki Aribowo, Kim Kurniawan, Syamsir Alam, Gaston Castano dan sederet pemain muda lainnya di bawah aristek timnas senior, Pieter Huistra.(cr4/tribun jabar)