TRIBUNNEWS.COM - Sanksi FIFA yang dipicu oleh aktivitas perekrutan pemain di bawah umur menjadikan Barcelona menderita. Barcelona tak boleh mendaftarkan pemain anyar sampai Januari 2016.
Rekrutan paling gres mereka, Aleix Vidal, wajib menghormati sanksi tersebut dan harus rela tak bisa tampil di partai kompetitif selama lebih kurang enam bulan. Hanya, tak selamanya sanksi tersebut dirasakan sebagai suatu kutukan oleh manajemen Barcelona.
Sanksi FIFA justru menjadi senjata Barcelona untuk memuluskan pendekatan mereka kepada gelandang Juventus, Paul Pogba. Sudah sewajarnya Juventus, mencari calon pembeli dengan harga terbaik. Maklum, Paul Pogba merupakan figur sentral buat jagoan Italia itu dan masih bisa berkembang mengingat usianya yang baru 22 tahun.
Namun, Juventus tampak belum siap kehilangan Paul Pogba dalam waktu dekat. Karena itu, tawaran sebesar 100 juta euro (1,4 triliun rupiah) dari Manchester City serta 50 juta euro plus Oscar dari Chelsea, sepertinya tak akan terlalu diperhatikan oleh Juventus.
Dalam kondisi ini, Barcelona menjadi lebih diuntungkan. Menurut La Gazzetta dello Sport, Direktur Olah Raga Internasional Barca, Ariedo Braida, telah bertemu dengan Beppe Marotta (Direktur Olah Raga Juventus) dan sepakat di angka 80 juta euro.
Secara nominal, proposal penawaran Barcelona buat Paul Pogba tampak lebih kecil ketimbang harga yang disodorkan Man. City. Akan tetapi, faktor momen kepindahan Pogba ke Barca menjadi poin yang sangat menentukan.
Barca baru akan membeli Pogba pada musim panas 2016. Artinya, Juventus masih bisa memakai jasa pemain Prancis tersebut pada musim 2015/16.
“Hal yang bisa saya katakan adalah Pogba bakal secara sempurna menyatu dengan gaya sepak bola kami dan bisa menambahkan teknik dan kekuatannya ke dalam skuat,” kata kandidat Presiden baru Barcelona, Joan Laporta, di As.