TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menyarankan kepada Tim Transisi untuk mengundur pelaksanaan turnamen Piala Kemerdekaan 2015. Sedianya digelar 1 Agustus disarankan menjadi 15 Agustus karena dinilai belum siap.
Salah satu alasannya adalah banyak tim yang belum menyerahkan nama-nama pemain. Dari 24 klub hanya 14 yang sudah masukkan daftar pemain.
"Biar semuanya lebih baik. Banyak hal yang belum lengkapi termasuk data pemain dari masing-masing klub peserta. Sebaiknya dilengkapi terlebih dahulu," kata Sekjen BOPI Heru Nugroho kepada Antara, Senin (27/7).
Menurutnya, saran untuk memundurkan pelaksanaan turnamen berpeluang diterima karena pihaknya sudah diskusi dengan Tim Transisi. Untuk itu pihaknya meminta kepada tim yang diketuai oleh Bibit Samad Rianto itu bekerja lebih baik dalam menyiapkan turnamen.
"Daripada terburu-buru mending diundur tanggal 15 Agustus. Yang jelas masalah persiapan menjadi fokus utama kami meminta untuk memundurkan pelaksanaan Piala Kemerdekaan," katanya menambahkan.
Jika Piala Kemerdekaan benar-benar diundur sesuai dengan saran BOPI maka ini sudah ketiga kalinya. Sebelumnya turnamen yang digagas Tim Transisi itu akan digelar 24 Juli, namun diundur menjadi 1 Agustus.
Tidak sampai disitu, karena 1 Agustus bersamaan dengan pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama di Jombang, Jawa Timur, untuk itu pembukaan turnamen dengan hadiah utama Rp 500 juta diundur menjadi 2 Agustus.
"Ini adalah opsi terakhir. Tidak bolah diundur lagi. Kalau digelar setelah 17 Agustus namanya bukan Piala Kemerdekaan lagi. Jadi piala pascakemerdekaan," kata Heru Nugroho dengan tersenyum.
BOPI berharap dengan adanya rencana penundaan pelaksanaan Piala Kemerdekaan 2015 pihak berharap Tim Transisi segera melengkapi semua berkas yang dibutuhkan termasuk event organizer atau pelaksana pertandingan Piala Kemedekaan.