TRIBUNNEWS.COM - Danny Blind tercatat dalam sejarah sebagai pelatih Belanda dengan start terburuk. Blind, yang baru diangkat pada bulan Juli lalu untuk menggantikan Guus Hiddink, adalah manajer pertama yang kalah di dua laga kompetitif awal bersama Belanda. Kendati demikian, ia tetap mendapat dukungan untuk tetap bertahan.
Dua kekalahan pasukan asuhan Blind sialnya terjadi di partai yang krusial. Masing-masing 0-1 dari Islandia, dan 0-3 dari Turki. Hasil-hasil tersebut membuat posisi Belanda di klasemen Grup A semakin memprihatinkan.
Saat ini, Robin van Persie cs baru mengumpulkan 10 poin dari delapan laga, dan duduk di peringkat keempat. Mereka tertinggal sembilan poin dari Islandia dan Republik Ceko yang menduduki dua posisi teratas dan sudah memastikan diri lolos ke Piala Eropa 2016. Dengan dua laga tersisa, peluang Belanda untuk merebut tiket lolos langsung sudah tertutup.
Satu-satunya kans yang tersisa adalah finis di peringkat ketiga agar bisa menjalani play-off. Namun mereka harus bersaing dengan Turki yang saat ini menduduki posisi ketiga dengan 12 poin.
Kendati Belanda sedang dalam posisi kritis, Blind menolak untuk mundur. "Itu (mengundurkan diri) sama sekali tidak terlintas di kepala saya," ujar Blind seperti dikutip Soccerway.
"Di waktu yang salah, di awal-awal pertandingan, kami membuat kesalahan. Tapi kami juga punya peluang, bahkan lebih banyak daripada Turki," ujarnya membela diri.
Dukungan agar Blind tetap bertahan datang dari Direktur KNVB, Bert van Oostveen. Pimpinan "PSSI'nya Belanda ini menegaskan tetap percaya pada kepemimpinan Blind. Menurutnya, dua kekalahan itu tak bisa menjadi alasan untuk segera memecatnya dari jabatan pelatih.
"Saya terus mendukungnya. Dan saya juga tahun setiap pemain, dan juga seluruh staf, dan fan tetap berada di belakangnya," ujar Van Oostveen.
Sang direktur menjadi sorotan selama beberapa tahun karena dianggap selalu salah memilih pelatih. Dua pelatih sebelumnya, Bert van Marwijk, dan Guus Hiddink juga dinilai gagal membawa Belanda ke jenjang tertinggi.
"Kalau Anda melihat secara obyektif, Anda pasti akan bisa melihat dengan jernih bahwa pilihan saya tak salah. Saya mendatangkan pelatih-pelatih bagus dengan reputasi mentereng," ujarnya berkilah.
Lebih jauh, hasil buruk yang dituai Belanda yang membuat mereka terancam pertama gagal ke Piala Eropa dalam 30 tahun terakhir, rupanya ikut menggoyang juga posisi Van Oostveen.
Sang direktur mengaku mendengar selentingan tersebut, namun ia tak mau membahas lebih jauh. "Saya tak mau berspekulasi tentang posisi saya. Saya tak perlu, dan tak mau membahas itu. Tapi saya merasa yakin bisa terus mengembang tanggung-jawab ini," katanya.