Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Persiba Balikpapan, Eduard Tjong meminta kepada anak asuhnya untuk main normal saja saat melawan Persebaya United di laga terakhir fase Grup A Piala Presiden 2015 yang akan digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung pada Kamis (10/9/2015).
Edu, panggilan Eduard, mengakui timnya hanya membutuhkan satu poin untuk lolos ke delapan besar. Namun Persebaya juga berpeluang lolos jika berhasil mengalahkan Persiba Balikpapan.
"Sebenarnya tambahan tiga poin akan lebih mengamankan posisi kami di klasemen. Tetapi saya tidak mau membebani pemain dengan target muluk. Pasalnya target seperti itu justru bisa penampilan tim tidak maksimal, seperti saat melawan Martapura FC. Oleh karena itu, saya hanya meminta untuk main normal saja antara serangan dan bertahan," kata Edu kepada Harian Super Ball.
Edu menerangkan, sebagian besar atau sekitar 16 orang pemainnya berasal dari Persiba Balikpapan U-21. Mental mereka masih perlu diasah. Jika diminta untuk menang, mereka justru main tidak sesuai instruksi.
"Saat melawan Martapura FC, anak-anak tampil kurang disiplin. Koordinasi antar lini buruk, khususnya di lini belakang," ucap Edu.
Saat melawan Martapura FC, pemain belakang kerap maju membantu serangan, namun terlambat kembali ke posnya. Sehingga memudahkan Martapura FC melakukan serangan balik dan berhasil mencetak gol lebih dulu.
"Belakang kami masih bolong-bolong. Melawan Persebaya, pemain belakang harus tamu timing membantu serangan. Kalau keadaan tidak memungkinkan sebaiknya fokus bertahan saja. Kemarin, Martapura FC mudah melakukan counter, karena sisi kanan dan kiri belakang kami kosong. Ini berbahaya jika dilakukan saat melawan Persebaya yang membutuhkan kemenangan," ujar Edu.
Komunikasi antar pemain di lini belakang juga membuat Edu kecewa. "Pemain belakang Persiba jarang berkomunikasi, sehingga sering salah menjaga lawan saat tendangan pojok. Ini seharusnya tidak terjadi, karena mereka pemain profesional," tambah Edu.
Edu juga menginstruksikan anak asuhnya untuk memperkuat lini tengah. Tujuannya untuk meredam serangan yang dibangun Persebaya.
"Saat melawan Persib, Persebaya membangun serangan dari lini tengah dan sayap. Mantan pemain Timnas U-19, seperti Evan Dimas, Ilham Udin Armaiyn, dan Zulfiandi berperan dalam serangan Persebaya. Maka, saya ingin pemain tengah kami kuat dan berusaha keras untuk menghambat aliran bola Persebaya," tutur Edu.
Kehadiran beberapa mantan pemain U-19 di Bajul Ijo, julukan Persebaya memang memberikan warna tersendiri. Bahkan menurut Edu, kolektivitas dan koordinasi Persebaya berasal dari pemain U-19.
"Evan Dimas menjadi motor serangan Persebaya. Dibantu oleh Pedro, Rudi Widodo, dan Siswanto, Persebaya menjadi tim berbahaya. Untuk meredamnya, maka mau tidak mau Evan Dimas dan pemain U-19 lainnya harus diwaspadai dan dimatikan pergerakannya," papar Edu.