TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Pelatih tim sepak bola Pra PON Sulsel, Riono Asnan mengaku hanya bisa pasrah skuatnya gagal bertanding karena panpel Grup A zona Sulawesi tidak mendapat izin kepolisian.S
"Secara teknis kami sudah siap seratus persen. Begitu pun dengan mental bertanding pemain, tetapi semuanya jadi sia-sia karena Sulsel tidak jadi bertanding," ujar Riono, Minggu (05/10/2015).
Riono mengaku menerima keputusan manejemen yang memutuskan tim kembali ke Makassar setelah panpel tidak kunjung menunjukkan surat izin dari kepolisian.
Eks pelatih Persijap Jepara ini enggan berkomentar terkait program tim Sulsel selanjutnya. "Saat ini semuanya tidak jelas.
Nanti setiba di Makassar, saya akan membicarakannya dengan manajemen."
Sebagai pelatih, Riono mengaku tidak mudah baginya untuk mempersiapkan tim kembali dari nol.
Untuk itu, dia berharap kejelasan soal jadwal Pra PON bisa diketahui dalam waktu dekat.
Dihubungi terpisah, manajer tim Sulsel, Erwin Hatta, mengungkapkan pihaknya memutuskan memulangkan tim ke Makassar karena panpel tidak memberikan jaminan legalitas.
"Mereka sempat menawarkan tim bertanding tetapi statusnya hanya laga eksebisi. Jadi untuk apa kami bemain tanpa legalitas. Jangan sampai setelah tampil, Sulsel mendapat sanksi," papar Erwin.
Erwin menambahkan, manajemen belum memikirkan langkah apa yang harus dilakukan terkait penundaan Pra PON.Namun, yang jelas ia merasa kecewa.
"Kami hanya wait dan see saja sekarang karena kami juga bingung harus bagaimana? Terserah PSSI, KONI dan Kemenpora saja," tegas Erwin.
"Kalau menghitung kerugian dari biaya persiapan tim sampai Pra PON jelas besar, tetapi itu tidak seberapa kalau dibandingkan dengan mental tim yang drop karena tanpa kepastian," kata Erwin.