TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Nama Sofyan Hadi bakal selalu melekat di dalam ingatan pendukung Persija Jakarta, The Jakmania.
Selain sukses mempersembahkan gelar juara sebagai pemain, ia juga berhasil meraih juara saat melatih Macan Kemayoran.
Pria yang dikenal hobi memelihara janggut itu menjadi pelatih terakhir yang sukses mempersembahkan gelar juara bagi Persija di musim 2001. Sebuah gelar tertinggi yang sulit disentuh klub ibu kota hingga kini.
Semasa aktif bermain, Sofyan tergabung dengan klub internal Persija, PS Jayakarta. Praktis ia bisa membela Persija di ajang kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI.
Sebagai pemain tiga gelar juara Perserikatan di tahun 1973, 1975, dan 1979 telah disumbangkan. Sofyan juga berkontribusi membawa pulang piala Quoch Khan di Vietnam tahun 1973.
Namanya juga tercatat dalam skuad tim nasional Indonesia di Pra Olimpiade 1976.
Sebelum memangku jabatan pelatih kepala, Sofyan Hadi menjabat sebagai asisten pelatih utama saat itu, Andy Lala. Pria sederhana yang hobi bercocok tanam itu mampu mengangkat motivasi pemain bertabur bintang pada saat itu.
Selain menyumbangkan gelar juara LI pada 2001, Sofyan Hadi juga berhasil menambah koleksi juara dengan membawa pulang Piala Sultan Hasanah Bolkiah di Brunei di tahun yang sama.
Beberapa waktu lalu, Sofyan Hadi menderita kelainan hati dan dirawat RS Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta. Ia berpesan agar Persija kembali melirik pemain dari akar rumput.
Karena, kompetisi internal yang dijalankan dengan konsisten tidak hanya menghasilkan pemain berbakat, tapi juga pelatih berkualitas.
"Saya ingat masa kejayaan Persija dihuni banyak pemain hebat dari klub internal sendiri. Tapi, sekarang sudah sangat jarang. Itu (pembinaan pemain melalui kompetisi internal) yang harus digalakan lagi," ujar Sofyan Hadi.