News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Yaya Toure Trauma Jadi Korban Nutmeg Messi

Penulis: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yaya Toure dan Messi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Y Gustaman

TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Dari sebuah lorong menuju ruang ganti, ketika keduanya masih berseragam Manchester United, Patrice Evra dan Carlos Tévez berujar Christiano Ronaldo adalah pemain pekerja keras, tapi Messi berbeda.

Kenangan itu dibagi Yaya Touré yang menjadi tamu wawancara Rio Ferdinand untuk BT, mendiskusikan Messi sebagai mantan teman sepermainannya di Barcelona.

"Dia alami. Dalam latihan ia sederhana. Penguasaan bolanya bagus. Bola selalu lengket di kakinya, tapi tak pernah berbuat gila. Dia selalu berpikir tentang pertandingan," ujar bintang Manchester City itu.

Satu kali Messi pernah berbicara dengan teman seklubnya di ruang ganti, siapa gerangan pemain lawan yang akan menjadi korban nutmegnya selama pertandingan nanti.

Tahun lalu, Manchester City bermain melawan Barca dalam lanjutan Liga Champions. Dan memang dalam dua musim City berhadapan dengan Barcelona dan di pertandingan perdelapan final Liga Champion, 19 Maret 2014, dua pemain City, James Milner dan Fernandinho, jadi korban nutmeg Messi.

"Tahun lalu dia bercanda akan melakukan nutmeg kepadaku. Dan aku melihat aksi nutmeg kepada dua teman seklubku dan aku berpikir ia telah mengerjaiku. Tiap ia mendekatiku, dalam hati aku berteriak, 'Mohon, jangan aku jadi korban nutmegmu Messi.' Aku takut akan dipermalukan di depan keluargaku," cerita Touré.

Teori Messi

Cara Messi bermain membuat Eduardo Galeano takjub. Sampai satu ketika, angan-angan kecilnya dulu untuk menjadi pemain terkenal dunia bangkit kembali menjenguknya dalam wujud bunga tidur.

"Aku ingin menjadi pesepak bola dan menjadi pemain terbaik, nomor satu. Lebih baik dari Maradona, Pele bahkan Messi -- harapan itu berseliweran hanya satu kali dari sekian banyak impianku,” kenang Galeano.

"Tapi ketika terbangun, aku menyadari kakiku terbuat dari kayu dan aku ditakdirkan menjadi seorang penulis."

Galeano adalah pendukung berat Nacional, satu klub papan atas liga Uruguay. Tema sepak bola berseliweran di sekian karyanya. Sebuah buku terbaik tentang sepak bola pernah ia tulis dan terbit pada 1995, "Football in Sun and Shade."

Gara-gara Messi juga, Galeano yang sudah mangkat belum lama ini melahirkan Teori Messi. Ia tak peduli siapapun pemainnya, asal saja membuat penonton di stadion ikut berpesta, merayakan sebuah momen menakjubkan selama 90 menit pertandingan.

Jika bola seakan terikat di kaki Maradona, Galeano melihat bola justru bersemayam di kaki Messi, pemain yang masih bocah pernah divonis kekurangan hormon pertumbuhan yang menghambat tinggi badannya. Itu dulu tapi tubuh mungilnya membuat perbedaan buat tim dan pertandingan yang dilakoninya.

"Secara ilmiah hal itu dapat dijelaskan, dan engkau dapat menemukan banyak lawannya memburu Messi untuk merebut bola darinya tapi kesulitan. Karena mereka mencoba mengambil bola dari luar bukan dari dalam kakinya," kata Galeano.

"Tak ada pemain yang bermain begitu menghibur selain Messi," begitu komentar Galeano kepada New York Times beberapa tahun silam. "Seperti kanak-kanak yang bermain bola di atas rumput untuk kesenangan, bukan kewajiban meraih kemenangan."

"Aku harus berterima kasih kepada keajaiban. Aku tak peduli tim dan negara mana yang bertanding," kata Galeano. (Berbagai sumber)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini