TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Persahabatan tak lekang oleh waktu.
Di dunia sepakbola pun, persahabatan sesama anggota tim melekat kuat.
Bahkan jika seorang pemain meninggalkan klub yang telah dibela, persahabatan yang terjalin antara sesama pemain, fans, dan official tim akan tetap kuat.
Demikian yang terjadi ketika tujuh legenda Persebaya mengunjungi sahabatnya yang terbaring sakit, Kurnia Sandy.
Ruang Paviliun Anggrek RSUD Sidoarjo, tempat terbaringnya mantan kiper utama Persebaya, Kurnia Sandy, mendadak ramai, Rabu (28/10/2015).
Tujuh mantan punggawa Bajul Ijo beramai-ramai menjenguk sahabatnya yang tengah berjuang melawan sakitnya.
"Namanya juga teman seperjuangan, kami sama-sama menjenguk sahabat kami. Apalagi sebagian besar dari kami tinggal di Sidoarjo," kata Bejo Sugiantoro.
Sugiantoro datang bersama Yeyen Tumena, Mat Halil, Syamsul Huda, Uston Nawawi, Mursyid Effendi, dan Freddy Muli. Bertujuh, mereka tiba pukul 14.00 WIB.
Tadinya, Sandy berada di ruang HCU Pavillion yang berisi empat pasien dalam satu ruangan.
Namun, sejak Selasa (27/10/2015), Sandy dipindah ke ruang kelas utama. Karena ruangan tersebut untuk satu pasien, kedatangan tujuh sahabatnya ini jadi lebih lepas.
"Bercanda-canda. Ngomongin sembarang yang lucu-lucu biar dia (Sandy) tertawa," tandas Mat Halil.
Yeyen Tumena menuturkan kondisi Sandy terlihat sangat baik. Mantan punggawa Persebaya Surabaya 2004 dan satu tim bersama Sandy kala di Indonesia Primavera 1994 ini mengungkapkan Sandy mengingat semua orang yang menjenguknya.
"Nama kami pun juga disebut. Sudah berbeda saat saya baca di media dia kehilangan daya ingat. Kami semua bersyukur," tukas Yeyen.
Masih penuturan Yeyen, Sandy tak akan bicara kalau tidak ditanya. Namun, jika sudah ada yang bercerita dan meminta responsnya, Sandy akan berbicara meski tak banyak.