TRIBUNNEWS.COM - Nicklas Bendtner sangat berambisi menjadi pahlawan Denmark. Dan ia punya panggung tepat untuk mewujudkan ambisinya yakni saat melawan Swedia dalam leg kedua playoff Piala Eropa 2016 di Stadion Parken, Kobenhavn, Rabu (18/11) dini hari.
Leg pertama di Friends Arena, Solna (15/11) lalu, Denmark kalah 1-2 dari Swedia lewat gol Emil Forsberg (45), dan Zlatan Ibrahimovic (70). Denmark membalas lewat gol Nicolai Jorgensen (80).
Gol tandang Jorgensen sangat vital. Tim dengan julukan "Dinamit" ini hanya membutuhkan satu gol (1-0) ke gawang Swedia dalam leg kedua nanti untuk bisa lolos ke Prancis. Dan Bendtner berharap dirinya-lah yang mencetak gol bersejarah tersebut.
"Akan sangat luar biasa jika kita bisa menang, dan saya yang mencetak gol," ujar striker Wolfsburg ini dikutip di Soccer Channel.
Bomber 27 tahun ini memang selalu jadi target man, sendirian di depan gawang lawan, dalam formasi 4-1-4-1. Namun, kiprah mantan pemain Arsenal, dan Juventus tersebut belakangan terus menurun. Delapan laga untuk negaranya dilalui tanpa sumbangan satu gol pun.
Terakhir kali Bendtner menyumbang gol adalah saat mencetak hattrick ke gawang Amerika Serikat 3-2 dalam uji coba 26 Maret lalu. Di laga kompetisi resmi, ia baru menyumbang gol setahun lalu (15/11/14) ke gawang Serbia saat Denmark menang 1-3.
Tepat setahun tanpa gol di ajang resmi, mungkinkah kini Bendtner jadi penyelamat? Bomber yang sudah menyumbang 29 gol dari 73 kali berlaga ini beralasan, dirinya selama ini paceklik gol lantaran jarang mendapat umpan dan peluang bagus.
"Saya tak tahu apakah benar saya sering dikritik. Jika saya punya banyak peluang tapi tak mencetak gol, saya memang pantas disalahkan. Namun, jika kita hanya punya peluang sedikit, wajar saja kita pun sulit mencetak gol," ujarnya berkilah.
Pemain yang dikenal nakal dan temperamental ini mengaku sudah mengantongi resep untuk mengalahkan Swedia. Kuncinya, kata Bendtner, adalah harus bersabar, dan disiplin.
"Kita kebobolan dua gol terlebih dulu di Swedia. Ini tak boleh terulang.Kalau mereka mencetak gol lebih dulu, ini akan makin menyulitkan kita. Jadi fokus kita terlebih dulu adalah pertahanan, setelah itu kita akan melakukan serangan yang cepat dan mematikan" katanya.
Tim "Dinamit" diuntungkan punya kiper tangguh Kaspar Schmeichel yang tampil gemilang di leg pertama. Di antaranya, ia sukses mementahkan tendangan bebas akurat dari Zlatan Ibrahimovic. Kehadiran playmaker, Christian Eriksen pun sangat vital untuk keseimbangan tim.
Bendtner sendiri memperkirakan Swedia akan tetap bermain ofensif. "Mereka tahu kita sangat membutuhkan gol. Tapi saya pikir mereka tak akan bermain bertahan. Alih-alih mereka akan menyerang, dan coba mencetak gol lebih dulu karena itu pasti akan lebih menguntungkan mereka," tuturnya menganalisis.
Di kubu Swedia, pemain bintang Zlatan Ibrahimovic tetap menjadi ancaman utama. Ia masih penasaran karena menurutnya mereka seharusnya menang lebih dari dua gol di leg pertama.
"Seharusnya minimal menang empat gol. Tapi sekarang kita fokus ke leg kedua yang sangat penting. Kita akan teruskan gaya bermain ofensif seperti leg kedua," kata penyerang Paris Saint Germain.