TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan pemain Persija Jakarta Dede Sulaiman ikut meramaikan bursa calon ketua umum tim Ibu Kota.
Kemerosotan prestasi Macan Kemayoran akibat pengelolaan finansial yang buruk memicu keprihatinan yang mendalam.
"Saya sangat prihatin melihat Persija, tim yang pernah saya bela, jauh dari prestasi. Keberadaan sumber daya manusia yang tidak profesional juga menjadi penyebab tim sekelas Persija menunggak gaji sampai berhutang," kata Dede yang dihubungi Harian Super Ball.
Formulir B1 yang dikhususkan bagi bakal calon di luar klub internal Persija telah diambil Dede yang diwakili Taufik Jursal Efendi pada Rabu (25/11/2015).
Ia berencana mengembalikan formulir sebelum tenggat waktu berakhir pada Jumat (27/11/2015).
Dede mengaku jengah melihat Persija diasuh oleh orang-orang yang tidak punya kredibilitas tinggi. Padahal, gengsi tim elite Ibu Kota harus diimbangi dengan manajemen yang berkelas pula.
"Saya ingin mengembalikan Persija sebagai klub yang berkelas di Indonesia bahkan internasional. Prinsip saya, manajemen klub harus dikelola dengan world class leader dan world clas marketing. Artinya, semua orang yang ada di dalam harus punya kompetensi tinggi di bidangnya masing masing," ujar
Dede merupakan pemain sayap legendaris Persija bersama Andi Lala yang turut membawa klub asal ibu kota itu menjuarai kompetisi PSSI pada tahun 1979.
Ia merupakan produk asli Macan Kemayoran yang dibina klub internal, Indonesia Muda.
"Persija itu tim Ibu Kota yang dulunya jadi barometer klub sepak bola Tanah Air. Sudah saatnya klub ini ditangani orang-orang yang punya hati untuk Persija dan dikelola lebih profesional dari sebelumnya," ujar Dede.
Sebelumnya, formulir B1 juga sudah diambil dua akademika Universitas Indonesia, yaitu Harvick Hasnul Qolbu dan Effendi Gazali.
Meski bukan praktisi sepak bola, namun keduanya memiliki koneksi dan potensi untuk meningkatkan kesehatan finansial yang selama ini merosot di kepemimpinan Ferry Paulus.