TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Ambisi Dede Sulaiman untuk maju sebagai calon Ketua Umum Persija Jakarta perdiode 2015-2019 kandas lantaran tidak mendapat dukungan dari klub internal.
Hal ini menimbulkan dugaan adanya praktik konspirasi untuk melanggengkan Ferry Paulus sebagai calon tunggal.
Ferry yang menjabat Ketua Umum Persija periode 2011-2015 dinilai telah mengantongi dukungan hampir mencapai 30 klub internal.
Di mana dukungan dari sedikitnya 5 klub internal menjadi salah satu syarat mutlak bagi bakal calon yang mendaftar.
"Komisi Pemilihan menilai Dede tidak lolos verifikasi karena tak didukung satupun klub internal. Sebagian besar dinyatakan sudah mendukung Ferry Paulus," kata Taufik Jursal Efendi selaku Ketua Tim Sukses Dede Sulaiman.
Menurut Taufik, Dede yang pernah membela Persija di era 70-an tidak habis pikir dengan cara pandang klub internal Persija saat ini.
Meski Ferry dinilai gagal mempersembahkan prestasi, namun jumlah dukungan terus mengalir.
Seperti diketahui, sebanyak 30 klub internal Persija merupakan pemilik suara yang sah dalam Rapat Umum Anggota (RUA) nantinya.
Pemilihan sendiri akan digelar pada 12 Desember.
Selain Dede, ada dua bakal calon ketua umum lainnya yang sudah lebih dulu dinyatakan gugur. Mereka adalah Harvick Hasnul Qolbu dan Effendi Gazali.
Keduanya dianggap gugur lantaran tidak mengembalikan formulir hingga tenggat waktunya yang ditetapkan.
Adapun Ketua Umum Yayasan Persija Muda Kusheri Hafsari juga berhak mencalonkan diri sebagai Ketum Persija lantaran mendapat dukungan dari sejumlah klub internal.
Namun, Kusheri meninggal di Malang saat mendampingi Persija kontra Gresik, Sabtu (28/11/2015).
"Yang jadi pertanyaan besar, Komisi Pemilihan mengatakan almarhum telah mengalihkan dukungannya kepada Ferry Paulus sebelum beliau menghembuskan napas terakhir. Kami masih mengkaji soal keabsahan ini," ujar Taufik.
"Yang pasti, tujuan Dede hanya ingin membawa perubahan positif di kubu Persija. Kalau tidak didukung klub internal, ya mau gimana lagi? Biarkan masyarakat yang menilai," lanjut Taufik.