TRIBUNNEWS.COM - Dries Mertens sedang on fire. Gelandang serang 28 tahun asal Belgia ini menyumbangkan dua gol saat Napoli melumat Legia Warsawa 5-2 untuk lolos ke babak knockout Europa League sebagai juara Grup D dengan perolehan poin maksimal 18 tengah pekan lalu.
Kini, dalam kondisi yang masih diliputi euforia, ia menatap laga selanjutnya melawan AS Roma di Stadion San Paolo, Napoli, Senin (14/12) dini hari.
Laga ini krusial bukan hanya karena mereka sama-sama berada di posisi empat besar. Tapi juga karena gengsi antardua tim asal kota elite di Eropa. Laga keduanya di Italia kerap disebut sebagai derby del Sole, atau derby Matahari. Roma mewakili ibu kota Italia, dan Napoli mewakili Italia selatan.
Napoli saat ini berada di peringkat ketiga dengan 31 poin dan disusul Roma yang tertinggal tiga angka dibawahnya. Praktis laga nanti akan bermakna besar bagi kedua tim karena jika sampai kalah, maka Napoli harus rela menelan dua kekalahan beruntun dan poinnya pun akan disamai Roma.
“Tim ini sudah bermain sangat baik sejauh ini dan kami ingin menerapkan sikap yang sama saat melawan Roma nanti. Kami siap menjalani pertandingan yang akan berlangsung hebat ini,” ujar Martens.
Pekan lalu Napoli kehilangan posisi puncak klasemen setelah dibekap Bologna 3-2.
“Rencana kami tidak berjalan bagus di Bologna tapi kami membuktikan bisa bangkit dengan cepat. Saya senang bisa mencetak dua gol meski di akhir pertandingan saya mengalami kram karena sudah tak main dalam empat laga terakhir. Saya tak sabar untuk segera bermain, dan menyumbang gol lagi,” ujarnya geregetan.
Napoli yang musim ini diasuh Maurizio Sarri sedang mencorong. Mereka hanya terpeleset sekali dalam tujuh laga terakhirnya, yakni kalah 2-3 melawan Bologna. Enam lainnya selalu mereka tutup dengan kemenangan.
Dalam laga kandang terakhirnya di Serie A, Napoli menekuk sesama pemburu Scudetto Inter Milan 2-1.
Melihat performa Napoli, terutama striker Gonzalo Higuain yang sudah mencetak 14 gol di Serie A 2015/16, ini adalah laga yang sangat berbahaya bagi Roma.
Terlebih, pasukan asuhan Rudi Garcia ini datang ke Naples dengan bentuk yang jauh dari ideal. Mereka tak pernah menang dalam lima laga terakhirnya di semua ajang.
Periode kelam Roma dimulai dari laga di kandang Bologna. Mereka cuma imbang 2-2. Setelah itu, Roma dihajar habis-habisan 1-6 oleh Barcelona. Atalanta membuat kursi Garcia makin panas dengan kemenangan 2-0 di Olimpico, yang memicu protes 'wortel' dari kelompok ultras Roma.
Setelah itu, Roma tertahan 1-1 di kandang Torino. Terakhir, mengincar kemenangan menjamu BATE, hasil yang didapat justru cuma skor kacamata.
Roma beruntung, Leverkusen juga gagal menang melawan Barcelona, jadi mereka berhak lolos ke babak 16 besar.
Kelolosan ke fase knockout Liga Champions itu tak lantas mengurangi tekanan buat Roma, terutama Garcia. Pasalnya, gagal menang dalam lima laga beruntun (dua seri, tiga kalah) adalah fakta yang tidak terbantahkan.
Namun jika bisa meraih poin maksimal di San Paolo malam ini, bisa jadi para fan Roma pun akan melupakan rentetan laga mengecewakan dari Garcia.