TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, tidak menjabat tangan pelatih West Bromwich Albion, Tony Pulis, setelah pertandingan kedua tim pada lanjutan Premier League 2015/16 di Anfield, Senin (14/12).
Jurgen Klopp menolak karena menilai pertandingan yang berakhir imbang 2-2 itu tidak bersahabat.
Para pelatih memiliki tradisi berjabat tangan setelah pertandingan, namun Jurgen Klopp dan Tony Pulis tidak berjabatan tangan setelah pertandingan antara Liverpool dan West Bromwich Albion berakhir.
Jurgen Klopp tidak ingin berbicara banyak soal insiden itu. Pelatih asal Jerman itu merasa tidak pintar mengingat hal-hal seperti ini. Hanya hal-hal terkait sepakbola yang ingin Klopp bicarakan.
Klopp bahkan membiarkan media untuk menulis peristiwa ini sesuai keinginan mereka.
“Kami adu mulut saat pertandingan dan terkadang butuh waktu untuk tenang. Biasanya saya berjabat tangan, namun pertandingan ini bukan pertandingan yang bersahabat,” kata Klop dilansir oleh Daily Mail.
Meski tidak menjabat tangan Pulis, Klopp menjabat tangan asisten Pulis, Mark O’Connor. Mark O’Connor memanggil Klopp lalu mengulurkan tangannya.
Klopp kemudian menjabat tangan O’Connor lalu mereka berbicara. Pembicaraan itu berakhir setelah Klopp menarik tangannya dari genggaman O’Connor.
Jurgen Klopp dan Tony Pulis sempat bersitegang di tepi lapangan pada babak kedua. Insiden ini merupakan buntut sapuan gelandang West Bromwich Albion, Craig Gardner, kepada bek Liverpool, Dejan Lovren.
Kaki Gardner mendarat di lutut kanan Lovren saat situasi 50-50.
Akibat sapuan itu, darah mengucur di lutut pemain asal Kroasia tersebut. Dejan Lovren harus ditandu untuk meninggalkan lapangan.
“Dia (Craig Gardner, red) memainkan bola sepersekian detik sebelum dia menghajar Dejan. Jika dia tidak memainkan bola, kita tidak perlu membicarakan hal ini,” ujar Klopp di Liverpoolfc.com.