Laporan Wartawan Juara.Net Septian Tambunan
TRIBUNNEWS.COM - Legenda hidup sepak bola dunia, Antonin Panenka (67), mengulas beragam sisi tentang trik penalti legendaris ciptaannya.
Tendangan tersebut menjadi terkenal setelah Panenka berhasil mengecoh kiper tangguh Jerman Barat, Sepp Maier, dalam final Euro 1976 pada babak adu penalti.
Aksinya semakin dramatis karena menjadi penentu juara bagi negaranya, Cekoslowakia.
Setelah hampir 40 tahun tenar berkat triknya itu, Panenka tidak pernah merasa terbebani dengan keberhasilannya tersebut.
"Saya tidak pernah merasa kewalahan dengan semua itu, meskipun benar bahwa itu mengubah hidup saya. Akan tetapi, saya tidak pernah mencapai titik di mana saya merasa terganggu oleh perhatian yang saya terima," ujar bintang kelahiran Praha, Cekoslowakia, itu, dalam laman AS, Selasa (15/12/2015).
"Saya selalu menikmati ketika menjelaskan cara penalti ini dan saya benar-benar senang bahwa tahun depan trik saya akan berusia 40 tahun. Bahkan anak-anak yang masih terlalu muda untuk melihatnya langsung di televisi ikut berlatih di sekolah, dan masih membicarakannya," kata Panenka dengan bangga.
Gaya penalti Panenka akan berusia 40 tahun pada tanggal 20 Juni 2016. Ia pun mengungkapkan kalau teknik tersebut bukan merupakan keberuntungan melainkan buah dari kerja keras.
"Saya tidak pernah bisa bermimpi bahwa itu akan mencapai tingkat selebriti atau begitu terkenal di seluruh dunia," lanjutnya.
"Ini adalah teknik yang membutuhkan kerja keras dan banyak praktek di lapangan saat latihan, dan tentu saja, Anda harus sangat berani untuk mencoba tendangan seperti ini," jelas Panenka.
"Anda juga perlu untuk mengelabui kiper dengan gerakan Anda selama berlari menuju bola. Mulai dari mata dan langkah Anda. Ini untuk membuat kiper berpikir bahwa Anda akan menembak ke satu sisi atau yang lainnya. Kemudian, Anda tendang bola di tengah bagian bawah secara lurus," sambungnya.
Panenka bercerita bahwa semua rekan satu timnya dan staf pelatih tahu tentang teknik penalti yang tidak biasa itu tapi tetap membiarkannya untuk mencoba.
"Mungkin kiper adalah yang paling pesimis tentang hal ini, tetapi yang lain setuju. Mereka benar-benar mendukung saya dan staf pelatih tahu apa yang akan saya lakukan. Saya yakin bahwa saya akan mengonversikan tendangan itu," kenangnya.
Panenka mencatat kesalahan dasar yang banyak pesepak bola lakukan, sehingga gagal ketika mencoba.