TRIBUNNEWS.COM - Inter Milan harus meraih kemenangan atas Lazio pada giornata ke-17 Serie A 2015/16 di Giuseppe Meazza, Senin (21/12) dini hari. Demi meraih kemenangan, Nerazzurri harus memanfaatkan daya magis Adem Ljajic.
Winger asal Serbia itu seolah terlahir kembali di Internazionale. Adem Ljajic bahkan sempat berkata AS Roma menyesal telah meminjamkan dirinya ke Internazionale pada musim panas lalu.
Seperti dikutip oleh La Gazzetta dello Sport, pelatih Inter, Roberto Mancini, menilai Adem Ljajic sebagai pengatur serangan skuat asuhannya. Aksi-aksi Ljajic membuat Mancini teringat mantan pemainnya di Manchester City, Samir Nasri dan David Silva.
Statistik menunjukkan kontribusi besar Adem Ljajic bagi Nerazzurri. Di Serie A, mantan pemain Fiorentina itu menciptakan rata-rata 2,7 umpan kunci per pertandingan. Menurut kalkulasi Squawka, Ljajic menciptakan 27 peluang untuk timnya.
Adem Ljajic bakal menjadi pemain yang krusial untuk Inter saat menghadapi Lazio. Ljajic memiliki daya magis untuk menghadapi Lazio. Pemuda 24 tahun itu empat kali mencetak gol ke gawang Lazio di pentas Serie A.
Tiga gol dicetak saat masih memperkuat Fiorentina, satu gol lainnya saat membela rival sekota Lazio, AS Roma.
Pengalaman bagus Ljajic sangat berguna untuk Inter. Mauro Icardi, Cs harus meraih kemenangan demi menjaga posisi di puncak klasemen sementara. Posisi Inter rentan direbut oleh dua pesaing terdekatnya, Fiorentina dan Napoli.
Performa Inter sedang bagus karena selalu meraih kemenangan pada tiga pertandingan terakhir di semua kompetisi. Nerazzurri mencetak delapan gol dan mencatatkan clean sheet dari ketiga pertandingan itu.
Pertahanan Inter juga tangguh karena mampu mencatatkan 11 clean sheet hingga giornata ke-16. Catatan ini hanya bisa disamai oleh klub Ligue 1, Angers.
Torehan 36 angka setelah 16 pertandingan menyamai perolehan mereka Inter pada musim 2009/10, musim saat Inter meraih tiga gelar.
Ini bisa membuat Inter percaya diri untuk menghadapi Lazio. Biancocelesti, julukan Lazio, sedang berada di tren terburuk sejak September sampai Desember 2009. Lazio hanya meraih dua angka dari tujuh pertandingan terakhir.
Saat ini Lazio berada di peringkat ke-12 klasemen sementara Serie A. Situasi ini memicu konflik antara klub dengan para Laziale, sebutan untuk tifosi Lazio. Laziale bahkan sampai meninggalkan Curva Sud stadion Olimpico.
“Saya bisa memahami mereka, rasanya seperti seseorang datang ke ruang ganti kami dan meletakkan sesuatu yang tidak kami inginkan. Kami akan marah,” kata kapten Lazio, Lucas Biglia, kepada Lazio Style Channel.
Lazio punya catatan bagus dalam 10 pertemuan terakhir dengan Inter di Serie A. Biancocelesti selalu mencetak gol pada 10 pertemuan tersebut. Dalam enam pertemuan terakhir, Lazio tiga kali meraih kemenangan, sedangkan Inter dua kali.
“Kami layak untuk keluar dari momen ini karena kami telah memberikan segalanya di atas lapangan. Kami harus menutup tahun dengan tiga angka di Milan dan kami punya kualitas untuk melakukan itu,” imbuh Biglia.