News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PSSI Dibekukan

Permasalahan Sepakbola Indonesia Seakan Hanya Tambal Sulam

Penulis: Reynas Abdila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pintu gerbang masuk ke dalam Kantor PSSI di segel dengan rantai besi oleh Pecinta Sepakbola Indonesia di Senayan, Jakarta, Minggu (19/4/2015). Menpora Imam Nahrawi menjatuhkan sanksi administratif kepada PSSI yang isinya memutuskan, pemerintah tidak mengakui seluruh kegiatan PSSI, termasuk hasil KLB di Surabaya yang memilih kepengurusan periode 2015-2019. KOMPAS/AGUS SUSANTO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sanksi pembekuan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) masih menemui jalan buntu. Keluarnya SK Menpora No.01307 tahun 2015 itu membuat seluruh kegiatan keolahragaan PSSI tidak diakui.

Penerbitan SK dimaksud untuk pembenahan sistem sepakbola di tanah air tapi sama sekali tak terlihat perubahan. Tanpa digelarnya kompetisi Liga Indonesia maka Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) kemudian melayangkan suspend dan Indonesia dilarang tampil di level internasional.

Namun kegiatan sepakbola di Indonesia tetap berjalan. Kemenpora membentuk Tim Transisi untuk membuat event sepakbola berskala turnamen, mulai dari tingkat desa sampai level nasional.

Adapun dua turnamen besar yang sudah terselenggara yakni Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden. Kekinian, Piala Jenderal Sudirman turnamen gagasan TNI itu juga masih memasuki fase semifinal.

Pemerintah dalam hal ini Kemenpora melalui Menteri Imam Nahrawi kembali mengevaluasi sanksi pembekuan PSSI. Dirinya mengatakan belum melihat perubahan dari tubuh induk sepakbola Indonesia tersebut.

"Apabila sanksi dicabut kontrak pemain harus terbuka. Federasi harus mau bertindak tegas kepada klub, jadi tidak ada masalah atau keluhan lagi dari para pemain," kata Imam saat menggelar refleksi akhir tahun di kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (28/12/2015).

Yang kedua, sambung Imam, federasi perlu memperhatikan kelompok usia muda. Jadi, liga tidak semata hanya memikirkan klub-klub perserta Indonesia Super League (ISL).

"Berandai-andai apabila terjadi masalah yang sama seperti sebelumnya, berarti reformasi ini gagal. Kita seakan-akan hanya tambal sulam soal permasalahan sepakbola," imbuhnya.

Menpora juga kembali memastikan tidak akan mengirimkan wakilnya di Komite Ad Hoc. Imam menagih kesepakatan dengan FIFA yakni pembentukan Tim Kecil.

"Itu disampaikan di depan Presiden RI (Joko WIdodo). Tapi kenapa ke sininya malah berubah. Kami berharap FIFA kembali ke Indonesia untuk konsolidasi," tutupnya.

Untuk diketahui, awal bulan lalu, FIFA mengirim delegasi ke Jakarta untuk bertemu Presiden Jokowi dan PSSI guna mendiskusikan jalan keluar pencabutan sanksi. Hasil dua hari kunjungan FIFA meminta Pemerintah dan PSSI bekerjasama dalam tim Ad-Hoc yang dikomandoi badan sepakbola dunia tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini