Laporan Wartawan Tabloid Bola Theresia Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Sekitar tiga tahun silam, Adnan Januzaj menjadi sensasi baik di level klub bersama Manchester United maupun di tingkat internasional.
Karier Januzaj menanjak pada 2013/14. Dia mencetak dua gol guna membintangi kemenangan 2-1 United atas Sunderland (5/10/13).
Januzaj segera menjadi idola. Bakatnya bukan hanya memikat United, tapi sejumlah tokoh sepak bola dunia.
Pada awal 2013/14, sang sayap muda dikabarkan menjadi incaran banyak klub Eropa karena kontraknya kedaluwarsa pada Juni 2014.
Cemas kehilangan pemain masa depan, United memperpanjang kontrak Januzaj sampai lima musim. United jelas terpesona talenta Januzaj.
Bukti lain, mereka memberikan nomor punggung 11, nomor milik legenda klub Ryan Giggs, kepada Januzaj pada 2014/15.
Kehebohan juga berlaku di panggung internasional. Januzaj menjadi rebutan empat tim nasional sepak bola: Belgia, Albania, Turki, dan Kosovo. Januzaj adalah pemain kelahiran Belgia berdarah Kosovo-Albania.
Keluarga dari sang ibu pernah tinggal di Turki. Hal-hal itu yang menjadi penyebab ketersediaan Januzaj untuk empat timnas itu.
Pelatih timnas Inggris, Roy Hodgson, bahkan turut tertarik kepada Januzaj. Padahal, aturan di Inggris menegaskan seseorang yang berusia di bawah 18 tahun harus menetap selama minimal lima tahun di negeri itu untuk mendapatkan status kewarganegaraan.
Hodgson menyatakan siap untuk menunggu Januzaj, yang baru tinggal di Inggris sejak 2011. Belgia, yang mendekati Januzaj sejak medio 2013, akhirnya memiliki Januzaj pada April 2014.
Pelatih Marc Wilmots menyertakan Januzaj ke Piala Dunia 2014, keputusan yang memicu perdebatan dari beberapa pemain Belgia seperti Kevin Mirallas dan Radja Nainggolan.
Radja, yang bermain bagus bagi Roma pada 2013/14 dan berpengalaman memperkuat Belgia, kehilangan tempat di PD 2014.
Segala momen di atas adalah masa lalu. Januzaj sedang tak istimewa.