TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Meski belakangan banyak pemberitaan mengenai aksi terorisme di Indonesia, seperti insiden Bom Sarinah, namun Thiery Gauthessi mengaku tidak terlalu merisaukannya.
Bahkan pemain asal Perancis ini menganggap situasi di Indonesia tidak terlalu mengkhawatirkan dan dirinya nyaman bermain sejauh ini.
Thiery yang berdomisili di Paris bahkan menilai aksi terorisme yang melanda negaranya pada 14 Desember lalu bahkan jauh lebih mencekam dan sangat membuat keluarganya khawatir.
“Rumah saya berjarak 1 jam dari Paris dan saat itu suasananya cukup mencekam dan seluruh keluarga saya khawatir akan menjadi korban,” jelas pemain yang pernah membawa SFC juara ISL di musim 2011/2012 ini.
Menurutnya, kekhawatiran itu karena pelaku teroris sebelumnya sudah melontarkan ancaman dan mengatakan Perancis merupakan target serangan mereka.
“Pernyataan itu membuat kami semua khawatir, apalagi pelaku juga sudah banyak merekrut warga negara asing lainnya,” tambahnya.
Menurutnya, meski Indonesia dihuni penduduk mayoritas yang beragama Islam, dirinya tidak pernah ragu dan langsung mengambil tawaran yang diberikan SFC awal Januari lalu.
“Warga Indonesia tidak ada hubungan dengan aksi teroris di Paris, begitu juga dengan Islam. Saya percaya semua agama mengajarkan kebaikan dan kita tidak bisa menilai semua orang itu sama,” bebernya.
Namun meskipun demikian, ia tetap terus waspada dan berhati-hati kedepan.
“Saya belum membawa keluarga disini karena kompetisi belum resmi bergulir. Jika nanti semuanya sudah pasti, mungkin saya akan ajak ke Palembang seperti sebelumnya, jadi bukan karena saya takut aksi terorisme,” tambahnya.
Pemain yang bisa bermain di semua posisi di lini belakang ini sendiri mengaku dalam waktu dekat dirinya juga akan meninggalkan Palembang terlebih dulu.
“Sebelum tanggal 13 Februari, saya harus keluar Indonesia terlebih dulu untuk mengurus Visa. Setelah dapat perpanjangan saya langsung pulang lagi, tidak ada masalah dan biasanya hanya 1 hari,” pungkasnya.