TRIBUNNEWS.COM - Guus Hiddink mengabaikan pertarungan secara langsung dengan pelatih kompatriotnya dari Belanda, Louis van Gaal, ketika Chelsea menjamu Manchester United pada pekan ke-25 Liga Inggris, Minggu (7/2/2016), di Stamford Bridge.
Kedua pelatih ini sarat pengalaman dan sama-sama pernah dua kali memimpin Tim Nasional Belanda.
Mereka tidak hanya berkutat di kompetisi domestik, tetapi juga malang melintang di kompetisi berbagai negara selama 18 tahun terakhir.
Baca Juga: Suasana Manchester United Panas Dingin Jelang Laga Lawan Chelsea
Van Gaal mengalahkan Hiddink ketika dia memimpin Barcelona melawan musuh bebuyutan Real Madrid tahun 1999.
Tetapi, semusim kemudian, Hiddink membalasnya dengan memimpin Real Betis menaklukkan Van Gaal dan Barca 2-1.
Bahkan, Hiddink tiga kali beruntun mengalahkan Van Gaal ketika dia memimpin AZ Alkmaar mengalahkan PSV Eindhoven dalam kurun lima bulan, antara Oktober 2005 dan Maret 2006.
Hiddink tak mau melihat hasil timnya di masa lalu.
"Anda harus menghargai peran manajer dan pelatih. Mereka mempersiapkan pertandingan dan lawan serta cara bermain yang kami inginkan. Itu saja," katanya.
"Pada akhirnya pemain yang mengeksekusi apa yang Anda lakukan di dalam latihan dan di pertemuan tim. Kita tidak perlu melihat pertarungan antarpelatih; ini pertarungan antarpemain," tegasnya.
"Ini pertandingan besar. Klub-klub besar selama bertahun-tahun, baik MU mau pun kami ingin bersaing untuk meraih gelar. Performa mereka sudah membaik dan kami mulai kembali ke trek yang benar," ujarnya.
Chelsea mencatat dua kemenangan dan lima imbang dari tujuh pertandingan Liga Inggris dikepemimpinan Hiddink.
Dia berambisi untuk meraih kemenangan demi mempertahankan rekor tak terkalahkan itu.
"Tentu saja saya lebih suka meraih kemenangan dari pada tidak terkalahkan dengan hasil imbang. Tetapi, tim ini setahap demi setahap lebih stabil dan sekarang kami berharap bisa memasuki musim semi yang bagus," tambahnya.
BACA SELENGKAPNYA HANYA DI HARIAN SUPER BALL, MINGGU (7/2/2016)