TRIBUNNEWS.COM - Sudah tiga pekan Liga Super Ball U-16 berjalan.
Sembilan tim yang merupakan sekolah sepak bola (SSB) sudah unjuk kemampuan.
Sebanyak 190 anak usia 15 tahun sampai 16 tahun sudah mendapatkan penilaian, karena mereka diproyeksikan untuk menjadi bintang muda sepak bola masa depan.
Hasil evaluasi sementara hingga pekan ke tiga, Jumat (5/2/2016), dibahas oleh Direktur Kompetisi Liga Super Ball Taufik Jursal Effendi bersama manajer dan pelatih.
Inti pembahasan evaluasi, yaitu masih dibutuhkan perhatian besar dari pelatih maupun manajer untuk perkembangan permainan anak-anak.
"Bukan hanya sebatas bagaimama anak-anak bermain atau bertanding. Tapi, bagaimana anak-anak berperilaku di lapangan. Masih ada yang datang mepet ketika sudah akan bertanding. Hal ini bisa jadi contoh yang tidak baik bagi rekan sesama tim maupun tim lainnya. Rasa disiplin masih harus ditingkatkan," kata Taufik.
Disampaikan Taufik, menjadi pelatih atau manajer SSB bukan hal yang mudah. Karena, yang dihadapi adalah anak-anak yang masih berpendirian labil, mudah terpengaruh lingkungan, dan tingkat emosi yang belum terkontrol.
Oleh sebab itu, Taufik mengingatkan bahwa dalam mengikuti kompetisi jangan sampai hanya mengejar kemenangan di setiap pertandingan.
Soal Penilaian Harian & Pembahasan Kunci Jawaban Geografi Kelas 12 SMA/MA Pola Keruangan Desa & Kota
Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Bab 2 Kurikulum Merdeka : Iklan, Slogan dan Poster
Ia lebih menginginkan anak-anak yang tergabung dalam SSB mampu menjadi pemain yang siap untuk bersaing menjadi pemain profesional.
"Nanti begitu MEA (masyarakat ekonomo Asia), siapa pun, pemain asa mana pun, bisa masuk dan main di negara mana saja. Nah, anak-anak ini harus dipersiapkan sejak saat ini. Bukan cuma dikejar-kejar supaya bisa memenangkan tim mereka, tetapi bagaimana mereka main bagus sepanjang pertandingan. Supaya mereka nantinya punya nilai jual untuk bersaing menjadi pemain profesional," papar Taufik.
Pemaparan yang disampaikan oleh Taufik didukung manajer SSB Buaran Putra Maksum Affandy dan Pelatih SSB Mutiara Cempaka (Arcici) Mohammad Nasir.
Keduanya menilai ada sisi disiplin dari anak-anak di SSB yang masih harus diingatkan.
BACA SELENGKAPNYA HANYA DI HARIAN SUPER BALL, MINGGU (7/2/2016)