TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komite Ad Hoc Reformasi PSSI, Agum Gumelar mengaku masih menunggu undangan personal dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk mengevaluasi soal persepakbolaan Indonesia.
Ini bukan kali pertama Komite bentukan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) memohon untuk bisa bertatap muka dengan orang nomor satu di tahan air tersebut.
Dari beberapa pertemuan rapat, pemerintah memang belum mau bergabung dengan Komite Ad Hoc sebagaimana diperintahkan FIFA.
Kongres Luar Biasa (KLB) FIFA disebut-sebut merupakan deadline atas nasib sepak bola Indonesia yakni pada 26 Februari di Zurich, Swiss.
"Setelah pulang dari Amerika, Presiden akan mengevaluasi soal persepakbolaan indonesia. Hal ini dikatakan saat pertemuan saya, Wapres (Jusuf Kalla) dan Menpora (Imam Nahrawi)," kata Agum saat berlangsung Rapat Umum Dengar Pendapat (RUDP) dengan Komisi X DPR RI, di gedung DPR, Jakarta, Senin (22/2/2016).
Mantan Ketua Umum PSSI periode 1999-2003 itu berharap Presiden Jokowi dapat memberi respons positif, mengingat FIFA akan memperpanjang sanksi kepada Indonesia jika pembekuan PSSI tak urung dicabut.
"Saya ini stand by kalau Pak Presiden tiba-tiba manggil, saya mohon izin (dari RUDP). Saya hanya ingin mengamankan gawang Indeonsia sebagai tuan rumah Asian Games yang adalah akan menjadi sejarah. Itu saja," pungkasnya.