TRIBUNNEWS.COM - Tiga kekalahan beruntun yang diderita Barcelona sudah lebih dari cukup. Jika La Blaugrana menelan sekali lagi kekalahan dari lima laga tersisa, bukan tak mungkin gelar juara La Liga pun akan terlepas dari genggaman.
Itulah keyakinan pengamat bola Gerard Brand dalam ulasannya di skysports. Pasalnya, Menurutnya, dua rival Barca, Atletico Madrid, dan Real Madrid di atas kertas bisa menghabisi lima laga tersisa dengan kemenangan.
Saat ini, Barca masih di puncak klasemen sementara dengan poin 76, sama dengan Atletico tapi unggul selisih gol, dan head to head. Sedang Real Madrid menguntit di peringkat tiga dengan poin 75.
Bola pun sekarang berada di tangan Barca. Jika mereka juga bisa menyapu bersih lima laga tersisa, maka tim dari Catalan ini akan sukses mempertahankan trofi La Liga.
Pertanyaannya kemudian, sanggupkah Barca bangkit setelah tiga laga beruntun ditelan kekalahan? Dari potensi meraup 12 poin di empat laga terakhir, Los Cules hanya bisa mencomot sebiji poin.
Brand meyakini, duel kontra tuan rumah Deportivo La Coruna dalam pekan ke-34 La Liga di Stadion Riazor, Kamis (21/4) dini hari nanti akan menjadi partai "final" untuk tim asuhan Luis Enrique ini. "Jika bisa mengalahkan Deportivo, jalan selanjutnya akan lempang, mereka bisa juara," tuturnya.
Pekerjaan rumah utama Luis Enrique saat ini adalah menginjeksi pasukannya dengan energi dan semangat baru.
Ditengarai, faktor kelelahan pemain menjadi penyebab utama kejatuhan Barca. Ini bisa dilihat dari statistik pertandingan tiga penyerang andalan mereka, Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar (MSN).
Trio MSN ini total telah bermain 140 kali musim ini untuk tim dan negaranya. Bandingkan dengan rival mereka, trisula Real Madrid, Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gareth Bale yang baru bermain 107 kali.
Messi tercatat baru dua kali jadi pemain pengganti musim ini, sedang Neymar, dan Suarez terus menerus jadi starter. Sejak kembali dari kualifikasi Piala Dunia Maret lalu, ketiganya tak lagi setajam biasanya.
Messi memang menembus gol ke-500 saat Barca ditekuk Valencia 1-2 akhir pekan lalu, tapi itu jadi satu-satunya gol dari enam laga terakhir. Sedang Neymar tak terdengar namanya di lima laga terakhir, dan Suarez mati kutu di tiga laga belakangan.
Kelelahan jadi penyebab yang paling diterima. Maka rotasi mutlak perlu dilakukan. Tapi beranikah Enrique melakukannya?
Kesenjangan kualitas memang jadi masalah besar di Barca. Dan itu membuat Enrique ragu melakukan rotasi. Munir El Haddadi kendati sudah mengemas delapan gol, levelnya jelas jauh dari trio MSN.
Di lini belakang pun demikian. Jeremy Mathieu, dan mantan kapten Arsenal, Thomas Vermaelen masih beberapa kelas di bawah bek sentral Gerard Pique, dan Javier Mascherano. Di lini tengah, Arda Turan ternyata masih sulit nyetel dengan gaya Catalan.
Satu-satunya yang ideal adalah di bawah mistar antara Carlos Bravo, dengan Andre Ter Stegen yang levelnya bisa dibilang sepadan.
Dalam situasi normal, mengalahkan Deportivo yang kini berada di peringkat 13 dengan 38 poin, bukanlah hal yang terlalu sulit. Los Branquiazuis, julukan Depor, sendiri sedang dalam paceklik kemenangan. Dari 19 laga terakhir La Liga, mereka baru sekali menang. Satu-satunya kemenangan itu terjadi di kandang saat mengalahkan Levente 2-1 pada 20 Maret lalu.
Rekor pertemuan kedua tim pun timpang. Deportivo tak pernah mengalahkan Blaugrana dari sebelas kali pertemuan. Terakhir kemenangan diraih adalah pada April 2008 dengan skor 2-0.
Barca juga punya rekor impresif di Riazor dengan prosentase kemenangan 54,5% di La Liga. Dari tujuh laga terakhir kontra Depor, mereka menang empat kali. Di atas kertas, Barca memang sangat difavoritkan. Masalahnya, mereka kini sedang terjebak dalam situasi yang anomali. Mampukah Lionel Messi dkk bangkit lagi di Riazor nanti?