News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jan Saragih: Yang Terpenting Adalah Komitmennya

Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asisten Pelatih Persija Jakarta, Jan Saragih (kanan) saat Jumpa Pers Trofeo Persija di Jakarta, Jumat (8/4/2016) Persija Jakarta akan menghadapi PSM Makasar dan Bali United pada Trofeo Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Sabtu (9/4/2016). Super Ball/Feri Setiawan

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pencabutan sanksi oleh FIFA dan Menpora Imam Nahrawi menjadi harapan semua pihak untuk penyelesaian konflik sepak bola kita.

Dengan selesainya konflik, maka sepak bola dalam negeri akan kembali normal. PSSI pun bisa kembali menggelar kompetisi resmi seperti Liga Super Indonesia (LSI), Divisi Utama (DU), sampai Liga Nusantara.

Asisten pelatih Persija Jakarta, Jan Saragih mengatakan, yang terutama dari digelarnya kembali kompetisi resmi adalah komitmen bersama dari seluruh pelaku sepak bola di Tanah Air.

"Saya menyambut baik dan senang dengan dicabutnya sanksi terhadap PSSI dan Indonesia dari FIFA dan Menpora. Dengan demikian, kompetisi resmi dari tingkat bawah sampai profesional yang sudah ditunggu-tunggu bisa kembali digelar. Namun yang perlu diingat menjadi lebih penting adalah soal komitmen bersama dari semua pelaku sepakbola nasional," kata Jan kepada Harian Super Ball,kemarin.

Jan berujar, maksud dari menjaga komitmen adalah terkait pembenahan dan perbaikan yang harus dilakukan bersama antara federasi, pemain, klub, pemerintah, dan perangkat pertandingan.

"Tujuan akhir dari perbaikan dan pembenahan adalah kemajuan sepakbola di bangsa ini. Sehingga masyarakat jadi bangga terhadap prestasi sepak bola di dalam negeri," ujar Jan.

Jan menerangkan, komitmen itu penting agar bisa menciptakan kualitas pemain, tim, sampai kompetisi yang lebih baik dari sebelumnya.

"Sebuah kompetisi memang sangat diperlukan untuk meningkatkan prestasi, tetapi komitmen untuk meningkatkan kualitas kompetisi juga sangat diperlukan. Buat apa kompetisi digelar, jika tidak ada hasil ke depan yang bisa memuaskan. Apalagi pada akhirnya kita tetap tidak bisa bersaing dengan tim-tim mancanegara. Jadi harapan saya adalah bukan hanya menggelar kompetisi, kalau ternyata membuat tim kita hanya sebentar tampil di internasional. Karena kita belum siap bersaing dengan tim dari negara lain," terang Jan.

Jan mengucapkan, akan lebih bagus, jika kompetisi didasari pada cita-cita membangun sepakbola kita agar lebih baik.

"Tidak masalah jika kita fokus pada pembenahan dan pembangunan sepakbola lokal dulu selama beberapa tahun yang pada akhirnya bisa mmebuat kita bisa menjadi juara di tingkat Asia Tenggara atau internasional. Jadi yang perlu diingat adalah kompetisi memang perlu, tetapi komitmen dalam melakukan pembenahan dan pembangunan sepakbola," ucap Jan.

Komitmen ini, tutur Jan, menjadi agenda bersama antara PSSI dan pelaku sepakbola nasional.

"Kita jangan sampai lupa dengan tujuan awal dari komitmen sepakbola bangsa ini. Jika kualitas sepak bola kita sudah meningkat, maka kita pun bisa membentuk timnas yang sangat baik. Digelarnya kompetisi memang menjadi tangga klub ke kompetisi internasional, seperti AFC Cup sekaligus membentuk timnas yang berkualitas sehingga bisa banyak berbicara di pertandingan di internasional. Jadi sebenarnya apapun jenis kompetisinya, yang terutama adalah feed backnya, harus bisa menciptakan prestasi yang membanggakan bagi seluruh masyarakat Indonesia," tutur Jan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini