Perang gelandang dahsyat bakal tersaji dalam final Liga Champions musim ini yang mempertemukan musuh bebuyutan Real Madrid vs Atletico Madrid di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, Minggu (29/5).
Lini tengah kedua tim memang berperan sangat krusial untuk membawa dua tim dari ibu kota Spanyol ini melangkah hingga ke babak final.
Madrid dikenal dengan formasi 4-3-3 yang agresif dan ofensif, dengan memasang Toni Kroos di sisi kiri, dan Luka Modrid di sisi kanan. Di tengah berdiri gelandang sentral nan perkasa dari Brasil, Casemiro.
Sementara Atletico Madrid yang cenderung defensif mengandalkan empat gelandang yakni Tiago Mendes, Gabi, Saul Nguez, dan Koke. Opsi lain adalah memasukkan Augusto Fernandez.
Tiga gelandang Real kontra empat gelandang Atletico, mana yang lebih perkasa dalam perebutan bola untuk memasok bola ke lini depan, atau menahan gelombang pertama serangan lawan?
Banyak yang menganalisis, salah satu penyebab lebih sering kalahnya Real dari Atletico belakangan ini tak lain karena mereka sering keteteran di lini tengah. Tiga penyerang Madrid, Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gareth Bale dinilai terlalu berorientasi ke penyerangan, dan mengabaikan keseimbangan di lini tengah.
Dari tujuh pertemuan terakhir di berbagai kompetisi, Atletico meraih tiga kali kemenangan, tiga kali seri, dan hanya sekali kalah.
Belakangan, meski tetap hanya mengandalkan tiga gelandang, lini tengah El Real mendapat suntikan tenaga sangat berarti dengan kehadiran Casemiro. Gelandang Brasil berusia 24 tahun pindahan dari FC Porto ini ibarat batu karang yang berdiri kokoh di lini tengah. Ia punya kemampuan bertahan secara alamiah, ditunjang dengan tekel, dan daya merebut bola dari lawan yang menawan.
Hadirnya Casemiro membuat dua gelandang lain, Toni Kroos, dan Luka Modric bisa lebih leluasa bergerak dengan merdeka, dan mengandalkan insting mereka untuk menyerang. Dua hal itu sulit dilakukan musim lalu saat Casemiro belum bergabung ke Bernabeu.
Namun, Atletico punya banyak gelandang yang sangat berbakat untuk urusan menekan lawan. Gelandang senior, Tiago Mendez kemungkinan akan merumput kembali.
Kehadiran dan kewibawaannya akan memberikan pengaruh luar biasa untuk tim. Ditopang oleh Gaby di sampingnya, kedua gelandang bertahan ini sudah lebih dari cukup untuk membuat lawan mereka frustrasi saat coba mengontol bola dari lapangan tengah.
Jika Tiago tak bisa hadir, gelandang asal Argentina, Augusto Fernandez bisa jadi pengganti sepadan. Sejak datang dari Sevilla, ia tampil dengan konsisten. Dua gelandang bertalenta, dan pekerja keras, Koke, dan Saul Niguez melengkapi paket hebat gelandang Madrid.
Kwartet maut ini niscaya jadi kunci kesuksesan Atletico dalam beberapa tahun ke belakang. “Kita menghadapi laga final ini dengan berpikiran bahwa ini akan menjadi laga terakhir dalam karier kita. Kita akan mengerahkan segala tenaga, dan kemampuan,” ujar Koke mengutarakan tekadnya.
Trio gelandang Madrid pun harus bekerja jauh lebih keras dari biasanya untuk bisa mengimbangi kwartet maut Atletico. Dan mereka mutlak membutuhkan bantuan dari trio penyerang BBC (Benzema, Bale, Cristiano Ronaldo). Jika tak ada bantuan, jangan heran kalau lini tengah Madrid bakal keteteran. Dan bukan tak mungkin itu akan menjadi awal bencana.
“Ini akan menjadi peran multi-dimensi. Bukan hanya adu strategi teknik, dan siasat, tapi juga akan menjadi adu fisik, dan stamina. Siapa yang lebih kuat, dan lebih siap yang akan menang. Kita harus solid sebagai sebuah tim. Hanya dengan cara itu kita bisa menang,” ujar Casemiro. (Tribunnews/den)