News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sudut Lapangan

'Setan-Setan' Muda Bergentayangan Berkat 'Opa' Van Gaal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi Louis Van Gaal saat mendampingi timnya dalam laga yang berlangsung pada Minggu (28/02/2016) di Old Trafford, Manchester, Inggris.

BERAKHIR sudah petualangan Louis van Gaal di Liga Inggris. Seperti diprediksi sejak jauh-jauh hari, manajer asal Belanda itu akhirnya dicopot dari jabatannya sebagai manajer Manchester United (MU). Van Gaal dipecat dua hari setelah mempersembahkan gelar Piala FA untuk klub berjuluk Setan Merah tersebut. Kegagalan MU lolos ke Liga Champions musim depan, diyakini menjadi faktor utama pelatih berusia 64 tahun itu akhirnya didepak dari posisinya.

Sebelum pengumuman resmi dirilis klub, sejumlah media di Inggris telah membocorkan manuver Setan Merah terkait nasib sang pelatih. Namun pengumuman resmi baru dikeluarkan Wakil Presiden Klub, Ed Woodward, melalui situs klub, Senin (23/5) siang waktu setempat, atau Selasa (24/5) dini hari waktu Indonesia.

"Kami ingin berterima kasih kepada Louis van Gaal dan stafnya atas kerja sama luar biasa selama dua tahun yang berujung penyamaan rekor 12 gelar Piala FA," kata Woodward. "Dia mewarisi kami beberapa pemain muda yang dia percaya untuk tampil di level tertinggi. Semua orang di klub ini mendoakan yang terbaik untuknya di masa depan," lanjut pria 44 tahun itu.

Sebagai manajer, Van Gaal dianggap gagal menangani MU sepanjang dua musim, meski ia dibekali dana yang jumlahnya luar biasa. Selama dua musim menjadi manajer di Old Trafford, Van Gaal menghabiskan lebih dari 250 juta poundsterling atau setara Rp 4,92 triliun untuk membeli pemain. Ini menjadi rekor belanja bagi MU sepanjang sejarah klub itu berdiri.

Pemain paling mahal yang pernah ia datangkan adalah Angel Di Maria. Didatangkan dari Real Madrid di awal era kepelatihan van Gaal, dengan banderol 59,7 juta Pounds, jumlah itu menjadi rekor transfer termahal klub di Liga Inggris. Namun berselang satu tahun setelahnya, pemain Argentina itu dijual lagi ke Paris Saint Germain dengan harga 16 juta Pounds karena tak mampu beradaptasi.

Pemain lainnya yang juga dibeli dengan harga mahal namun dianggap gagal adalah Memphis Depay, yang didatangkan dengan mahar 25 juta Pounds dari PSV Eindhoven.  Van Gaal memang sempat mengingatkan publik di Old Trafford bahwa pemain 21 tahun itu membutuhkan waktu beradaptasi. Namun di paruh musim kedua, nama Depay benar-benar hilang dari peredaran. Van Gaal bahkan tidak membawanya untuk menjalani partai final Piala FA melawan Crystal Palace, akhir pekan lalu.

Pemain lain yang direkrut Van Gaal adalah Ander Herrera, Luke Shaw, Marcos Rojo, Daley Blind, Victor Valdes, Matteo Darmian, Bastian Schweinsteiger, Morgan Schneiderlin, Sergio Romero, dan Anthony Martial. Dari sederet pemain itu, hanya Martial, Blind, dan Darmian yang bisa dianggap sedikit sukses. Martial kini menjelma menjadi salah satu tumpuan di lini depan MU, sementara Blind dan Darmian menjadi benteng pertahanan yang kokoh seandainya tak diganggu cedera.

Namun, seperti dikatakan Woodward, Van Gaal tak sepenuhnya gagal. Di sisi lain, pelatih asal Belanda itu tetap sukses mempertahankan salah satu ciri khas dalam kariernya, yakni menciptakan regenerasi pemain. Tradisi yang sudah dimulainya sejak melatih Ajax Amsterdam.

Paddy McNair, Timothy Fosu-Mensah, Jesse Lingard, Andreas Pereira, Cameron Borthwick-Jackson, dan Marcus Rashford, adalah sejumlah pemain muda yang kini mulai mencuat ke permukaan dan mendapat tempat di tim senior MU di bawah asuhan Van Gaal. Terlepas Lindgard yang melakoni debut bersama MU pada 2011, sejumlah nama pemain di atas memiliki umur 21 tahun ke bawah. Rashford dan Fosu-Mensah bahkan masih 18 tahun.

Sukses terbesar regenerasi Van Gaal tentu saja ada dalam diri Rashford. Penyerang asli Manchester itu melakoni debutnya bersama MU ketika melawan Midtjylland di babak 32 besar Liga Europa, 25 Februari lalu, dan langsung mencetak dua gol. Sensasi Rashford berlanjut. Tiga hari berselang ia mencetak dua gol dan satu assist ketika MU mengalahkan Arsenal 3-2 di Old Trafford. Pada 16 Mei lalu, Rashford masuk skuat bayangan timnas Inggris yang dipersiapkan Roy Hodgson untuk Piala Eropa 2016.

Lindgard juga terbilang salah satu pemain muda sukses era Van Gaal. Meski sudah memperkuat tim senior MU sejak 2011, ia mulai menjadi andalan lini tengah MU di bawah asuhan Van Gaal. Lindgard juga masuk skuat Inggris pada 16 November 2015 untuk laga persahabatan melawan Perancis. Terakhir, pemain 23 tahun itu mencetak gol kemenangan MU di final Piala FA melawan Crystal Palace di Stadion Wembley, akhir pekan lalu.

Van Gaal sendiri dalam pernyataan resminya lewat situs MU mengaku kecewa dengan keputusan klub yang hanya memberinya kesempatan dua musim dari tiga tahun rencana kontrak. Namun demikian, ia tetap bangga mampu melatih klub sebesar The Red Devils.

"Saya kecewa tidak mampu menyelesaikan rencana tiga tahun kami. Saya percaya kami punya fondasi yang kuat untuk klub melangkah ke depan dan meraih sukses hebat," ujar Van Gaal. "Saya berharap dengan memenangi Piala FA memberi klub dasar kuat untuk membangun musim depan, mengembalikan sukses yang dibentuk berdasarkan keinginan fans."

Meski kecewa, di sisi lain Van Gaal juga senang karena impiannya menjadi pelatih di Inggris kini sudah terwujud. "Setelah melatih di Belanda, Spanyol, dan Jerman, saya selalu berharap bisa mendapat kesempatan melatih di Inggris dan menjadi bagian dari sejarah sepak bola Inggris. Pengalaman ini sangat fantastis," ucapnya. "Terima kasih untuk suporter, staf pelatih, pemain, dan semuanya. Tidak pernah sepanjang 25 tahun karier sebagai pelatih saya mendapatkan dukungan begitu besar seperti di sini."(Tribunnews/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini