News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengurus PSSI Resmi Dilantik, Edy Rahmayadi Minta Masyarakat Mengawasi

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Kongres PSSI 2017 yang digelar di Hotel Aryaduta, Bandung, Minggu (8/1/2017) Sejumlah agenda penting akan dibahas dalam Kongres Tahunan Perserikatan Sepak Bola Indonesia (PSSI). Rapat tertutup Komite Eksekutif (Exco) PSSI, pada Jumat (6/1/2017) melam, menyepakati agar persoalan rekonsiliasi antarklub yang bermasalah menjadi pokok bahasan utama. Super Ball/Feri Setiawan

Laporan Wartawan SuperBall.id, Mochamad Hary Prasetya

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, meminta masyarakat Indonesia tetap memberikan pengawalan kepada induk sepak bola Tanah Air tersebut.

Hal itu disampaikannya saat pengukuhan kepengurusan PSSI yang berlangsung di Balai Kartini, Kuningan, Jakarta Pusat, Jumat (27/1/2017).

Kata Edy, tanpa adanya kritik dari masyarakat Indonesia, PSSI akan sulit untuk berkembang.

Oleh karena itu kritikan kepada PSSI wajib dilakukan bila memang selama Edy dkk ada kesalahan dalam menjalankan tugasnya.

Tak hanya kritikan dari masyarakat Indonesia, Edy juga meminta kepada awak media tetap menggandeng PSSI membangun sepak bola yang bermartabat.

Dengan berakhirnya acara pengukuhan ini, resmi sudah Edy menjadi Ketum PSSI yang dilantik oleh Ketua KONI, Tono Suratma hingga tahun 2020.

"Kami mohon ditegur dan diingatkan. Baik secara lisan atau tulisan. PSSI juga tanpa wartawan tidak ada apa-apa," kata Edy di Balai Kartini, Jumat (27/1/2017).

Bagi Edy, acara pengukuhan ini bukan hanya sebuah seremonial biasa.

Sebab, seluruh anggota-anggota yang terpilih menjadi kepengurusan PSSI hingga empat tahun ke depan harus bekerja semaksimal mungkin.

Pria yang juga menjabat sebagai Pangkostrad TNI AD itu meminta kepada anggota-anggota PSSI yang baru harus tetap bersama-sama untuk membangun sepak bola Indonesia bermartabat.

Apalagi PSSI merupakan sebuah organisasi yang paling tua ketimbang hari lahir kemerdekaan Indonesia.

"Kegiatan ini bukan hanya pengukuhan seremonial biasa. Tetapi pentingnya untuk mengingatkan apa itu sebuah organisasi," tegas Edy. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini