TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Bek Persib Bandung, Supardi Nasir menganggap babak 8 besar Piala Presiden 2017 bak laga final. Pasalnya, tiap tim hanya memiliki satu kesempatan untuk mendapatkan tiket ke semi final.
Sistem knock out akan membuat klub yang kalah langsung terdepak dari turnamen. Tentu hal ini berbeda dengan Piala Presiden 2015, yang dimana dalam babak 8 besar diterapkan sistem home dan away.
Maung Bandung sendiri, pernah terbantu dengan sistem home dan away ini pada babak 8 besar. Tim asuhan Djadjang Nurdjaman merasakan klimaks setelah melewati babak perempat yang dramatis 2015 lalu.
Supardi dan kawan-kawan tertinggal 2-3 di Stadion Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur pada leg pertama babak 8 besar. Laga semakin panas dengan bumbu psywar yang dilontarkan oleh pelatih PBFC saat itu, Iwan Setiawan.
Kemudian, pada leg kedua, Persib bisa membalas kekalahan setelah tertinggal 0-1 di Stadion Si Jalak Harupat. Dua gol balasan dibukukan Makan Konate dan Zulham Zamrun, sehingga Persib lolos ke semifinal karena agresivitas gol yang unggul.
"Karena sistemnya home dan away, kita punya kesempatan kedua saat melawan Borneo. Kita sempat ketinggalan, tapi kita punya kans untuk memperbaiki. Kalau babak 8 besar sekarang, tidak ada kans , jadi kita harus main mati-matian," ucap Supardi di Mes Persib, Kota Bandung.
Babak 8 besar akan diselenggarakan di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah pada 25-26 Februari 2017. Lawan Persib akan ditentukan pada 21 Februari 2017 dengan sistem drawing.
"Kita tahu, tim-tim yang lolos ke babak 8 besar pasti bagus. Semua tim yang lolos merupakan tim yang kuat dari segi pemain, semuanya berkualitas semua," kata Supardi. (dam)