TRIBUNNEWS.COM - Perseru Serui berang.
Mereka merasa tak dianggap sebagai bagian dari Republik Indonesia.
Mereka balik mengancam keluar dari kompetisi resmi yang digelar PSSI.
Permintaan Operator Liga 1, PT Liga Indonesia Baru (LIB) agar Perseru Serui pindah kandang dari markas mereka di Stadion Marora, Serui, ditolak mentah-mentah oleh klub berjuluk Cendrawasih Jingga itu.
Mereka menilai, alasan seputar sulitnya transportasi bagi klub-klub yang akan bertanding ke Marora sangat tidak masuh akal.
Perseru jutru menilai PSSI dan PT LIB sudah bertindak tak adil dan tak menganggap Serui sebagai bagian dari Republik Indonesia.
Mereka balik mengancam siap keluar dari kompetisi resmi yang digelar PSSI jika tetap dipaksakan.
"Perseru itu adalah jati diri masyarakat Papua, juga alat pemersatu. Perseru bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, kalau kita sudah mau dilepas, ya sudah kita masuk ke liga lain," ujar Media Officer Perseru, Tamrin Sinambela.
PSSI menyatakan Stadion Marora tidak lolos verifikasi.
Satu hal yang membuat Stadion berkapasitas 10.000 penonton itu tak lolos verifikasi, karena transportasi ke Serui yang sangat sulit ditempuh dan berisiko tinggi.
Hal ini dikeluhkan klub-klub peserta Liga 1 yang kemudian disampaikan ke PT LIB.
Menurut Tamrin, akses menuju Serui sangat lancar. Saat ini ada pesawat Trigana yang memuat 49 penumpang yang melayani rute Jayapura- Serui dan Biak- Serui.
Selain itu, ada moda transportasi laut. Setiap hari banyak jadwal kapal cepat yang melayani penyeberangan Biak-Serui.
Yang tadinya ditempuh 6-7 jam, kini hanya 4-5 jam.
Baca Selengkapnya Hanya di KORAN SUPER BALL, Selasa (11/4/2017)