TRIBUNNEWS.COM - Video Assistant Referee (VAR) atau teknologi video yang membantu kinerja wasit di lapangan sedang diuji coba pada turnamen Piala Konfederasi di Rusia.
Federasi sepak bola dunia (FIFA) menilai masih ada hal yang perlu dibenahi.
"Secara umum kita telah mendapat hasil yang bagus, namun sesungguhnya masih banyak aspek yang perlu diperbaiki," kata ketua bidang perwasitan FIFA Massimo Busacca dalam sebuah konferensi pers.
Teknologi VAR memakai dua video yang memonitor peristiwa di lapangan sehingga membantu perhatian wasit dalam menilai suatu pelanggaran.
FIFA sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya kemungkinan akan menggunakan VAR untuk Piala Dunia 2018.
Namun penggunaan VAR telah membuat sejumlah kebingungan di Piala Konfederasi, di antara ketika rekaman video menganulir gol Chile ke gawang Kameron, dan juga ketika keputusan offside hakim garis dibatalkan dan Chile berhak atas gol yang terjadi.
Kritik terhadap teknologi ini karena diperlukan waktu untuk membuat suatu keputusan dan kriteria yang dipakai wasit untuk memakai VAR.
Busacca mengakui bahwa review yang dilakukan dapat mempengaruhi selebrasi gol.
"Dapat menghapus beberapa momen keindahan sepak bola, karena bisa saja setelah kita melakukan selebrasi gol, tiba-tiba ada perubahan keputusan, tapi orang harus terbiasa dengan hal ini," katanya.
Pada 12 pertandingan grup Piala Konfederasi, VAR telah membantu membetulkan enam keputusan, kata Busacca.
Selain itu , ofisial pertandingan dapat membuat keputusan yang benar pada 29 insiden penting dengan bantuan teknologi VAR.