News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Indonesia

Suporter Ricuh di Rembang, Ini Alasan Persis Solo Minta Laga Lawan PSIR Dihentikan

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kericuhan terjadi saat pertandingan kompetisi liga 2 yang pertemukan Sragen United dan Persis Solo di Stadion Taruna Sragen, Jawa Tengah.

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Hesty Imaniar

TRIBUNNEWS.COM, REMBANG - Kericuhan antarsuporter di Stadion Krida, Rembang, Minggu (16/7/2017), menyebabkan beberapa pemain Persis Solo terluka.

Luka akibat lemparan batu itu juga dialami staf kepelatihan dan ofisial tim.

"Rudiyana dan Bakori Andreas luka di punggung dan pinggang kena lemparan batu. Juga pelatih fisik kami, Budi Kurnia, dan kitman luka di pipi karena batu," terang Sekjen Persis Langgeng Jatmiko melalui telepon.

Dia menyatakan kondisi mereka yang terluka itu sudah membaik karena telah mendapat perawatan medis.

Langgeng mengatakan Persis merasa dirugikan sejumlah keputusan wasit.

Bahkan dia menyebut Rudi Santoso dalam posisi offside saat mencetak gol tapi sang pengadil tetap mengesahkannya.

"Gol itu kontroversial. Kami punya bukti-buktinya bahwa gol itu seharusnya dianulir lantaran (Rudi) sudah offside lebih dulu. Wasit justru memutuskan gol tersebut sah," tuturnya.

Menurutnya, keputusan tak melanjutkan pertandingan bukan hanya dipicu kericuhan suporter di lapangan.

"Melihat kondisi di lapangan yang penuh suporter, tentu tak memungkinkan duel kembali dilanjutkan tadi. Tapi kami juga merasa tak puas dengan kepemimpinan wasit," jelasnya.

Langgeng menegaskan Persis masih menunggu keputusan PSSI mengenai laga melawan tuan rumah PSIR tersebut.

Jika dilanjutkan, Laskar Sambernyawa siap menjalani dengan sejumlah syarat.

"Ya, kami punya syarat jika laga kembali diulang. Contohnya dengan perangkat pertandingan yang berbeda, yang lebih fair play. Kemudian tanpa penonton agar sisa waktu yang dilanjutkan bisa berjalan baik,” tuturnya.

Adapun Wakil Presiden DPP Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, menyebut kericuhan itu terjadi lantaran ketidaksiapan panpel pertandingan.

"Panpel dari PSIR kami lihat tak siap menggelar laga ini. Kami suporter masuk ke Stadion Manahan (Solo) tidak diperbolehkan membawa botol minuman apa pun, apalagi batu. Nah, ini suporter (di Krida) didiamkan saja membawa botol minuman bahkan batu. Suporter kami terkena lemparan barang-barang tersebut," keluh Ginda.

Dia menyebut ada empat suporter Solo yang terkena lemparan batu sehingga harus mendapat perawatan.

Bus yang ditumpangi Pasoepati dalam perjalanan pulang juga mengalami pecah kaca, ujarnya, akibat lemparan batu saat masih berada di wilayah Rembang. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini