TRIBUNNEWS.COM – Ulah mengerikan dilakukan oknum pemain, ofisial, dan suporter Cilegon United terhadap ofisial PSS Sleman, Sigit Pramudya.
Insiden yang terjadi di pertandingan Cilegon United melawan PSS Sleman di Stadion Krakatau Steel, Cilegon, Banten, Jumat (6/10/2017) lalu memang luput dari perhatian.
Namun, siapa sangka bila Sigit Pramudya menjadi korban pengeroyokan massa.
Pengeroyokan yang dilakukan pemain, ofisial, dan suporter mengakibatkan Sigit Pramudya nyaris pingsan.
Bagaimana tidak, dia disiksa di sebuah ruangan yang membuatnya babak belur dan hampir tak sadarkan diri.
“Sepak bola identik dengan sportivitas. Sepak bola juga menyatukan dan mempersatukan," kata Rumadi, Direktur Operasional PT Putra Sleman Sembada.
"Tapi, yang terjadi justru pelanggaran sportivitas dan bahkan sudah kriminal karena adanya pengeroyokan,” ujar Rumadi.
Baca: Jika Liga 1 Bubar, Klub Liga 2 Bisa Naik Kasta secara Instan
Rumadi sampai tak tega melihat kondisi Sigit Pramudya yang terkapar di bus pemain akibat tindakan barbar oknum panpel dan suporter tuan rumah.
Menurut Rumadi, dahinya sobek dan ada luka memar di wajahnya.
Tak hanya itu, sekujur tubuhnya juga menjadi sasaran tendangan banyak orang.
Insiden bermula saat Sigit Pramudya melakukan perawatan pada pemain PSS Sleman, Chandra Waskito yang terjatuh di lapangan.
Usai merawat pemainnya, Sigit Pramudya berjalan melewati gawang tim Cilegon United dan menggoyangkan jaringnya.
Tindakan Sigit Pramudya justru membuat kubu tuan rumah meradang.