TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Kembali menghadirkan turnamen antar klub Nendia Primarasa Bengawan Cup III 2017 di Stadion R. Maladi Sriwedari, Surakarta, dari 17-22 Desember mendatang, Putri Surakarta siap jamu Jakarta 69 dalam laga pembuka.
Setelah dua musim terakhir harus melepas gelar juara ke tangan Persatuan Sepak Bola Wanita (PSW) Mataram, Sleman, Yogyakarta, peruntungan hasil lebih baik coba ditorehkan di tahun ketiga ini.
“Tim sudah melakukan persiapan intens dua bulan terakhir, kami mencoba meraih hasil lebih baik musim ini,” kata Dede Irawan, pelatih Putri Surakarta saat ditemui Lapangan, Kota Barat, Surakarta, kemarin.
Kendati menghadapi pendatang baru di Bengawan Cup, tapi melihat kehadiran nama besar Rocky Putiray di kursi pelatih calon lawan, menjadi jaminan tersendiri bahwa Jakarta 69 bukan lawan sederhana bagi Putri Surakarta.
Musim ini, Putri Surakarta yang kembali bekerja sama dengan forum pencinta sepak bola tanah air, Kaukus Anak Gawang, serta PT HM Jakarta Sportindo sebagai operator event, mengundang peserta lebih banyak.
Setelah di tahun pertama hanya melibatkan tiga tim, lanjut di musim kedua hanya menghadirkan empat peserta, di musim ketiga Bengawan Cup III sudah dipastikan menghadirkan tujuh peserta.
Selain ketiga peserta di atas, dan juga kontestan musim lalu seperti Kartini Persijap Jepara, serta Siliwngi FC Bandung, juga hadir member baru Football Plus Bandung.
Terbagi dalam dua grup, sebagai tuan rumah, Putri Surakarta, satu grup A bersama Jakarta 69, Siliwangi FC, serta Putri Kediri alumi edisi pertama yang absen di tahun kedua.
Sedang PSW Mataram, berada di Grup B bersama Kartini Persijap, serta Football Plus. Tidak berbeda dengan penyelenggaraan tahun kedua, dalam laga pembukaan nanti direncanakan akan kembali di buk Menpora, Imam Nahrawi.
“Kami terus berkoordinasi dengan pihak kemenpora, karena kebetulan jadwal beliau sangat padat. Tapi sebelumnya, kami berterima kasih untuk dukungan dan kebersediaan meluangkan waktu untuk menyapa temen-teman klub,” ungkap Heru Pujihartono, ketua panitia pusat Bengawan Cup 2017.
Meski berstatus event mandiri, melihat perjalanan musim sepak bola 2017, ini menjadi satu-satu event antar klub yang melibatkan lintas daerah dan provinsi.
Bagian dari program kampanye sepak bola wanita Indonesia, sebenarnya meski melibatkan tujuh klub, tapi interaksi pemain bukan hanya dari tujuh daerah itu saja, member KAG yang tersebar di seluruh Indonesia juga hadir.
“Ada lima pemain timnas yang kebetulan tidak memiliki klub, ada dari banten, bogor, surabaya dan jember, kita coba libatkan. Serta dua pemain dari Barito Putera juga hadir,” jelas Wisnu Wibowo, manager program KAG.
KAG secara khusus bekerja sama dengan klub peserta Bengawan Cup, untuk memfasilitasi pemain-pemain diatas. Baik pemain yang tidak memiliki klub, atau pemain yang terikat sebagai pemain binaan klub lain.
“Selain dari akademi barito, kami juga meminjam pemain dari Putri Kirana kabupaten kediri. Intinya, kami ingin sebanyak mungkin melibatkan pemain. Jika secara slot baru tujuh klub, karena dana sponsor hanya cukup untuk ini. Semua fasilitas tim, dari penginapa, konsumsi, akomodasi dan transportasi kami tanggung. Kami tidak ingin menyusahkan klub, karena sudah cukup menderita terabaikan,” paparWisnu.