TRIBUNNEWS.COM - Persija Jakarta tengah mengalami periode buruk dengan menderita empat kali kalah berturut-turut pada Liga 1 serta Piala AFC 2018.
Teranyar, Persija Jakarta kalah 0-2 dari tuan rumah Persela Lamongan pada lanjutan Liga 1 untuk pekan kesembilan.
Laga ini terlaksana di Stadion Surajaya, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Minggu (20/5/2018) malam.
Sebelumnya, Persija Jakarta sudah kalah dari tuan rumah Home United (2-3), Madura United (0-2), dan kembali dikalahkan Home United (1-3).
Padahal, Persija Jakarta sempat tampil on-fire saat tampil pada sejumlah ajang pra-musim, terutama saat menjuarai Piala Presiden 2018.
Penyerang Marko Simic sempat menjadi harapan buat pendukung Persija Jakarta, The Jakmania, atas penampilan ciamiknya di Piala Presiden 2018.
Pemain asal Kroasia itu menjadi top scorer dengan torehan 11 golnya ditambah gelar pemain terbaik Piala Presiden 2018.
Kegemilangan Marko Simic berlanjut pada Piala AFC, terutama saat mencetak empat gol ke gawang Johor Darul Ta'zim pada laga fase Grup H.
Baca: Persija Jakarta Harus Segera Pindah dari SUGBK, I Gede Widiade Siapkan Dua Stadion Ini
Marko Simic pun sempat menjadi top scorer sementara kompetisi kasta kedua antar klub-klub Asia itu dengan torehan sembilan gol.
Sayang hal itu terhenti lantaran Persija Jakarta gagal pada semifinal zona ASEAN Piala AFC 2018 dari Home United.
Kini, torehannya telah dilampaui penyerang Ceres Negros, Bienvenido Maranon (10 gol) dan disamai penyerang Yangon United, Sekou Sylla (9 gol).
Meski begitu, catatan pemain berusia 30 tahun terbilang cukup apik karena dilakukan pada musim debutnya pada Piala AFC bersama klub yang juga baru menjalani debut di ajang itu.
Pemain sayap Persija Jakarta, Riko Simanjuntak adalah aktor utama dari moncernya pemain-pemain Persija dalam hal membobol gawang lawan lewat servis yang memanjakannya.
Total ada tujuh assist telah disumbang Riko Simanjuntak yang tiga di antaranya disambar oleh Marko Simic untuk jadi gol.
Sayang, performa apik Marko Simic dan Riko Simanjuntak tak bisa mereka tunjukkan dalam lanjutan Liga 1 musim 2018 akhir-akhir ini.
Baru tiga gol sejauh ini yang disumbang Marko Simic dari tujuh penampilannya di Liga 1.
Jumlah yang sama juga dicatat Riko Simanjuntak yakni menyumbang tiga assist di kompetisi domestik.
Kenapa kedua pemain kunci Macan Kemayoran tak bisa tampil cemerlang pada Liga 1 sebagus di Piala AFC?
Baca: Dibantai Persipura Jayapura, Madura United Gagal Pertahankan Dua Rekor Penting
Bisa jadi karena permainannya sudah terbaca.
Pelatih Persela, Aji Santoso pun membeberkan kunci keberhasilan timnya mengalahkan Persija Jakarta adalah mematikan Marko Simic sekaligus Riko Simanjuntak.
"Kunci suksesnya adalah kami berhasil mengunci pergerakan dua key player Persija yakni Simic dan Riko. Riko tak banyak bergerak untuk memberikan umpan-umpan," kata Aji Santoso seusai laga.
"Wallace Costa (bek tengah) dan Eky Taufik (bek kiri) bermain luar biasa bisa menjaga keduanya. Saya pelajari dari video bahwa pergerakan Persija dimulai dari kedua pemain ini," kata mantan pemain Persebaya Surabaya itu.
"Saya senang Eky berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Saya sudah meminta dia untuk terus melakukan pressing (ke Riko) dan itu berjalan dengan baik," tutur Aji Santoso.
Selain itu, pelatih Persija Jakarta, Stefano Cugurra Teco terbilang monoton dalam hal menerapkan formasi.
Skema 4-3-3 menjadi favoritnya selama ini mulai terbaca lawan.
Hal ini diperparah dengan jarangnya Stefano Cugurra Teco melakukan rotasi pemain.
Rotasi pemain baru dilakukan jika salah satu pilar andalan berhalangan tampil seperti cedera atau akumulasi kartu kuning.
Seperti contohnya transisi pergantian pos penjaga gawang akibat cederanya Andritany Ardhiyasa.
Baca: Dibantai Persipura Jayapura 6 Gol tanpa Balas, Begini Kata Pelatih Madura United Milomir Seslija
Andritany Ardhiyasa mendapat cedera di bagian wajahnya saat memperkuat Timnas Indonesia pada Anniversary Cup 2018.
Rizky Darmawan sempat mengisi pos Andritany Ardhiyasa pada semifinal leg pertama Zona ASEAN Piala AFC melawan tuan rumah Home United.
Kiper berusia 22 tahun itu langsung melakukan blunder pada laga pertamanya musim ini saat salah mengantisipasi tendangan Hafiz Nor yang berujung menjadi gol kemenangan 3-2 tuan rumah.
Kiper pelapis lain pun diberikan kesempatan bermain pada laga kontra Madura United di ajang Liga 1.
Meski Persija Jakarta kalah 0-2, Daryono tampil impresif dengan beberapa penyelamatan-penyelamatan yang dilakukannya.
Sayang, cedera membuat Daryono berhalangan tampil pada semifinal leg kedua Zona ASEAN Piala AFC.
Rizky Darmawan kembali ke bawah mistar, lagi-lagi melakukan blunder saat mencoba memotong umpan silang pemain Home United yang membuat Shahril Ishak membuka keunggulan timnya pada saat laga baru berjalan enam menit.
Bukan juga soal kiper, Stefano Cugurra Teco kerap memaksakan mempertahankan formasi favoritnya 4-3-3 saat sedikit melakukan perubahan komposisi pemain dalam starting eleven yang dipilihnya.
Kadang pelatih asal Brasil ini memilih Novri Setiawan menjadi starter dan ditempatkan di sebelah kiri Marko Simic, yang berdiri sendiri di depan.
Addison Alves beberapa kali diturunkan sebagai starter menggantikan posisi Novri Setiawan.
Baca: Bek Persipura Jayapura Kena Sanksi karena Sikut Pemain Persib Bandung, Mario Gomez Apresiasi PSSI
Masalahnya, Addison Alves tak cocok ditempatkan sebagai pemain sayap karena memang lebih dikenal sebagai pilar yang biasa ditempatkan di belakang striker.
Saat bermain di belakang striker, Addison Alves terbilang piawai dengan sumbangan 15 golnya untuk Persipura Jayapura pada Liga 1 musim 2017.
Pemain asal Brasil itu tak cukup bagus fisiknya untuk menjalani peran tersebut, terlihat dari gestur kelelahan setelah melakukan beberapa sprint saat menyisir sisi kiri.
Dari sana terlihat bahwa Stefano Cugurra Teco terlihat teguh pada pendiriannya menerapkan 4-4-3, meski tak semua pemain cocok dengan skema itu.
Padahal ada pemain-pemain muda yang bisa dicoba untuk mengisi pos itu, sebut saja seperti Muhammad Rasul atau Frenky Kogoya.
Baca: Persib Bandung vs PSM Makassar: Istirahat Lebih Lama, Mario Gomez tak Merasa Diuntungkan
Stefano Cugurra Teco bisa belajar dari pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy yang berani memberikan kepercayaan kepada pemain-pemain muda seperti Nurhidayat Haji Haris, Awan Setho, atau pun TM Ichsan.
Apakah Stefano Cugurra Teco akan tetap pada pendiriannya dalam menerapkan formasi 4-3-3 di laga-laga berikutnya? Layak ditunggu.
Yang jelas di kalangan grassroot The Jakmania, sudah mulai mengkampanyekan #TecoOut di media sosial karena kecewa dengan gaya melatih eks pelatih fisik Persebaya Surabaya ini. (*)
Berita ini sudah tayang di BolaSport.com dengan judul: Periode Buruk Persija Tak Lepas dari Monoton Pemilihan Strategi dan Taktik