TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Persib Bandung, Roberto Carlos Mario Gomez mengaku tidak puas dengan kepemimpinan wasit pada Liga 1 2018.
Persib Bandung memang tengah dalam sorotan setelah komponen tim sempat beradu argumen pada penghujung laga kontra Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Minggu (27/5/2018).
Akibatnya, sanksi dari Komisi Disiplin PSSI pun harus diterima oleh Fernando Soler yang bertindak sebagai penerjemah Mario Gomez.
Soler dihukum larangan berada di bench dalam dua laga Persib serta denda 25 juta rupiah.
"Ya, saya tidak bisa bicara apa pun, tetapi dalam sepak bola itu normal. Kadang dia (soler) atau kadang saya juga protes kepada wasit," ujar Mario Gomez seperti dikutip Bolasport.com dari Tribun Jabar.
Namun, bukan hal tersebut yang menjadi permasalahan Gomez terhadap penyelenggara Liga 1.
Justru kepemimpinan wasit menjadi poin penting yang disesali oleh pelatih asal Argentina tersebut.
"Terkadang, itu membuat aneh bagi orang (pemain) asing. Kenapa harus kepada pemain asing kami, pada Oh In-Kyun, Ezechiel Ndouassel atau yang lain," kata Mario Gomez.
"Jika mereka melakukan pelanggaran keras, it's ok. Tetapi, jika pelanggaran sederhana, itu aneh," ujarnya.
Absennya dua pemain yang disebut oleh Gomez tersebut memang berpengaruh pada hasil yang diraih Persib.
Seperti diketahui, Oh In-Kyun dan Ezechiel Ndouassel mendapatkan kartu kuning dalam dua laga terakhir.
In-Kyun harus absen pada pekan ke-11 Liga 1 dan Persib pun bermain imbang 0-0 dengan tuan rumah Bali United pada pekan tersebut.
Sementara itu, Ndouassel yang mendapatkan kartu kuning saat Persib jumpa Bali United harus absen pada laga pekan ke-12 melawan Bhayangkara FC.
Tak pelak, kekalahan harus diterima Persib dari Bhayangkara FC dengan skor 0-1 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Kamis (31/5/2018).