TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Selama lebih dari dua dekade, tepat 23 tahun terakhir, Sutiono Lamso dan Sergio van Dijk dikenang sebagai top skorer Persib Bandung.
Uniknya, keduanya sama-sama mengemas 21 gol dalam satu musim kompetisi.
Butuh waktu lama bagi Persib Bandung untuk menemukan striker setajam Sutiono Lamso dan Sergio van Dijk.
Sutiono Lamso
Sutiono Lamso jadi pencetak gol terbanyak bagi Maung Bandung pada 1994/1995.
Rekor 21 gol selama satu musim milik Sutiono Lamso baru bisa disamai 19 tahun kemudian.
Selama hampir dua dekade itu, sejumlah penyerang baik legiun asing maupun lokal datang dan pergi dari Persib Bandung.
Christian Gonzales
Harapan bobotoh untuk memiliki striker setajam Sutiono Lamso di skuat Persib Bandung hampir terpenuhi pada 2009/2010.
Saat itu, Persib Bandung mendatangkan penyerang yang menjadi top skor Liga Indonesia selama 3 kali dalam 4 musim.
Dia adalah Christian Gonzales, pemain asal Uruguay yang amat bersinar bersama Persik Kediri.
Status "raja gol" yang disandang Christian Gonzales bersama Persik Kediri tampak akan berlanjut bersama Persib Bandung.
Musim perdananya, 2009/2010, Christian Gonzales menyemas 18 gol.
Sebagai ganjaran atas penampilannya yang memikat, Christian Gonzales pun mendapat perpanjangan kontrak.
Ia kembali menjadi andalan di lini depan Maung Bandung pada musim 2010/2011.
Asa bobotoh untuk melihat Christian Gonzales mencetak lebih banyak gol kandas.
Sepanjang musim keduanya berkostum Persib Bandung, dia hanya bisa mencetak 9 gol.
Penurunan penampilan Christian Gonzales yang begitu drastis membuat Persib Bandung melego sang pemain di akhir musim.
Sergio van Dijk
Pada musim 2013, Persib Bandung mengontrak Sergio van Dijk dari Adelaide United, Australia, pada musim 2013.
Pemain berdarah Belanda itu tampil langsung tampil impresif pada musim perdananya.
Ia mampu menyamai rekor 21 gol dalam semusim milik Sutiono.
Sergio van Dijk diharapkan sanggup memecahkan rekor itu pada musim keduanya bersama Persib Bandung.
Harapan bobotoh tersebut tak pernah terjadi.
Sergio van Dijk memutuskan pergi dari Bandung lalu bergabung dengan Sepahan, Iran, pada musim berikutnya.
Dua tahun membela klub-klub di luar Indonesia, termasuk di Thailand, ia kembali ke Persib Bandung pada musim 2016.
Sempat kesulitan pada awal musim, Sergio van Dijk pun rajin mencetak pada akhir musim ISC 2016.
Meski hanya total mencetak 12 gol pada musim itu, dia tetap menjadi top skor klub.
Sayang, sepanjang musim 2017, Sergio van Dijk hanya berkutat melawan cedera.
Djibril Coulibaly
Sebelum mengontrak kembali Sergio van Dijk, Persib Bandung juga pernah mengontrak raja gol Liga Super Indonesia (LSI).
Pangeran Biru "menculik" Djibril Coulibaly yang masuk dalam daftar top skor 2013 saat bersama Barito Putera.
Pemain asal Mali itu pesaing berat Sergio van Dijk di musim 2013 karena sama-sama mengoleksi 21 gol dalam semusim.
Karena itu, Djibril Coulibaly dinilai jadi pengganti sepadan Sergio van Dijk.
Cedera dan penurunan performa membuat Djibril Coulibaly tak bisa memenuhi harapan besar Persib Bandung dan bobotoh.
Djibril Coulibaly hanya mencetak gol 8 selama satu musimnya bersama Pangeran Biru.
Meski begitu, ia tetap berkontribusi membawa Persib Bandung menjuarai LSI 2014.
Ezechiel NDouassel
Pemain asal Chad ini direkrut Persib Bandung di pertengahan Liga 1 musim 2017.
Ezechiel N Douassel dipertahan pelatih Mario Gomez di Liga 1 musim 2018.
Kepercayaan sang pelatih berbuah manis. Baru 9 laga, stiker jangkung itu sudah mencetak 11 gol.
Harapan itu bisa terjadi kalau dibanding catatan Sergio van Dijk pada musim 2013.
Kala itu, Sergio van Dijk membutuhkan 11 laga untuk mencetak 11 gol.
Gol ke-11 Sergio terjadi ke gawang Arema di Stadion Si Jalak Harupat, 20 April 2013.
Dengan rasio gol yang lebih baik daripada 11 partai pertama Sergio, Ezechiel N Douassel berpeluang mencetak lebih dari 21 gol dalam semusim.
Persib Bandung masih punya 23 laga di Liga 1 2018 yang bakal Ezechiel N Douassel menjadi striker tertajam Pangeran Biru. (*)