Laporan wartawan BolaSport.com, Firzie A Idris dari Moskow
TRIBUNNEWS.COM -- PIALA Dunia 2018 sudah di ujung mata. Pertandingan pembuka antara tuan rumah Rusia melawan Arab Saudi akan digelar dua hari lagi. Stadion kebanggaan Rusia, Luzhniki Stadium akan menjadi arena dari pertandingan bersejarah itu pada Kamis (14/6) lusa.
Namun meski akan digelar dalam hitungan jam, Rusia masih memiliki beberapa tantangan berat dalam kesiapan mereka sebagai tuan rumah. Tantangan itu bukan berupa infrastruktur, melainkan bahasa dan senyuman.
Tantangan itulah setidaknya yang ditemui oleh Firzie A Idris, wartawan BolaSport.com, dari Moskow, Rusia. Bersama kontingen jurnalis Kompas Gramedia, BolaSport.com menemui tantangan itu hanya beberapa saat setelah menginjakkan kaki di Bandara Internasional Domodedovo, Moskow, Sabtu (9/6).
Baca: Percakapan Rika dengan Hendri Sebelum Gadis Cantik Itu Dibunuh dan Dimasukkan ke Kardus
Di bandara yang akan menjadi pintu masuk bagi para fans dari seluruh dunia itu, perwakilan volunteer (sukarelawan) yang cakap berbahasa asing masih belum terlihat di terminal kedatangan bandara. Hanya ada transportation desk di depan gerbang kedatangan yang menjadi penerima para pendukung, walau tugas mereka sebenarnya lebih mengurus para VIP yang datang jelang turnamen bergulir.
"Kami tidak mencatat berapa fans yang sudah datang, kami lebih banyak mengurus tamu undangan FIFA. Namun, kami juga siap-siap saja apabila ada fans yang datang bertanya kepada kami," tutur Rosokina, seorang sukarelawan yang menjaga desk tersebut.
Kurangnya sukarelawan yang cakap berbahasa Inggris beberapa hari sebelum acara pembukaan di Stadion Luzhniki, Moskow, juga menjadi perhatian Olga Aleksandrova, host apartemen yang menjadi markas tim Kompas Gramedia. "Sebenarnya, sudah banyak dibuka lowongan untuk menjadi sukarelawan berbahasa Inggris, tetapi peminatnya kurang banyak karena kompensasi yang mereka terima sangat kecil," ujar perempuan yang juga Pemimpin Redaksi majalah travel Rusia berbahasa Inggris, RTM.
Melissa Putri, seorang penggemar sepak bola asal Indonesia yang telah memiliki tiket pertandingan Piala Dunia mengatakan hal serupa ketika ia pertama kali menginjakkan kaki di Moskow, Jumat (8/6)."Kekurangannya, orang-orang di sini tidak bisa berbahasa Inggris sama sekali," ujar Melissa kepada BolaSport.com. "Alhasil, saya menemui kesulitan dalam bepergian menggunakan transportasi umum," imbuh Melissa sembari menambahkan dia masih jarang melihat iklan-iklan Piala Dunia di Rusia.
Namun, hal ini tidak menyurutkan antusiasmenya menyaksikan Piala Dunia dan berjalan-jalan di Moskwa. "Suka sekali, sampai saya tidak sempat posting di sosmed," lanjutnya.
Tidak hanya bahasa yang menjadi tantangan Rusia. Senyuman memiliki peran yang krusial dalam menyambut orang-orang asing di Rusia. Well, banyak orang mengakui orang Rusia tidak terbiasa tersenyum, terutama kepada orang asing. "Orang Rusia biasanya tidak tersenyum. Itu sebabnya ketika warga negara lain datang ke Rusia, mereka berpikir orang Rusia tidak ramah," ujar Elnara Mustafina, seorang psikolog.
Staf-staf yang mengikuti pelatihan ini adalah para pekerja yang bekerja di perusahaan kereta api Rusia, termasuk staf Metro Moscow. "Kami harus mengajari mereka (pekerja) untuk tersenyum. Kami harus mengubah sikap mereka," tambahnya.
Jika Anda berkunjung ke Rusia, jangan sembarangan tersenyum. Yulia Melamed, seorang sutradara film, pernah mengalami pengalaman yang aneh lantaran tersenyum. Dia pernah diberhentikan oleh seorang polisi karena tersenyum kepada polisi itu.
"Saya pernah diberhentikan oleh seorang polisi dan saya cukup marah karena itu. Setelah ditanya alasannya, dia menjawab karena saya tersenyum. Hal yang aneh bagi seseorang untuk berjalan di jalanan dan tersenyum. Itu terlihat mencurigakan," kata Melamed.
Mengunjungi Rusia dalam masa-masa ini memang tidak mudah. Jika Anda ingin menonton Piala Dunia 2018 di Rusia, Anda harus mematuhi proses registrasi baru yang diterapkan di sini. Rusia menerapkan peraturan ketat bagi para pendatang yang memasuki negaranya berdekatan dengan waktu penyelenggaraan Piala Dunia 2018.
Proses registrasi ini dikeluarkan lewat dekrit Presiden Vladimir Putin sebagai cara untuk meningkatkan keamanan selama Piala Dunia 2018. Menurut informasi yang BolaSport.com dapatkan dari Russia Beyond, keputusan ini membatalkan semua aturan yang mengatur prosedur keimigrasian di Rusia sebelumnya. Aturan ketat ini berlaku antara 25 Mei hingga 25 Juli 2018.
Pendaftaran ini meliputi semua pendatang yang akan ke Rusia, terkecuali para peserta turnamen dan perwakilan FIFA, organisasi di bawahnya, dan para anggota konfederasi. Seperti dikutip BolaSport.com dari Accounter.ru, semua host (hotel, hostel, atau pemilik apartemen yang disewakan) wajib mendaftarkan warga asing yang menginap di properti mereka.
Proses ini seharusnya sudah diterapkan secara otomatis bagi mereka yang menginap di hotel. Namun, mereka yang akan tinggal di apartemen, seperti jika melakukan pemesanan dari Airbnb atau situs sejenisnya, harus mendiskusikan hal ini dengan para pemilik properti.
Tim BolaSport.com dan Kompas Gramedia merasakan sendiri proses registrasi ini. Kami harus mendaftar langsung di kantor Kementerian Dalam Negeri atau di kantor Multifunctional Centers for Provision of State and Municipal Services lokal (semacam Departemen Sosial Pemerintah Rusia).
Saat mengikuti proses ini, kami harus ditemani oleh mereka yang menguasai bahasa Rusia sehingga host tempat tinggal harus juga ikut. Registrasi bagi kami hanya memerlukan biaya 250 ruble atau sekitar Rp 56 ribu. Biaya itu pun hanya untuk fotokopi halaman paspor. Namun, ada beberapa yang memungut biaya tinggi. Seorang rekan sejawat kami dari Tanah Air bahkan dikenakan biaya 5000 rubel atau Rp 1,2 juta. (Tribunnews/*)