TRIBUNNEWS.COM - Tim Nasional Indonesia U-19 akan menyerang dengan lebih tajam ke jantung pertahanan lawan dalam laga lanjutan Grup A Piala AFF U-19 di Gelora Delta Sidorajo, Jawa Timur, Sabtu (7/7/2018) pukul 19.00 WIB.
Hal itu ditegaskan Manajer Timnas Indonesia U-19, Daconi Khotob jelang bentrokan kedua tim.
Menurut Daconi yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Produksi & Pengembangan Semen Baturaja (SMBR), salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen semen di Sumatra Selatan, ada empat hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, Timnas tentu tidak akan menganggap Vietnam sebagai tim yang kualitasnya di bawah timnas. Kedua, persiapan mental.
Menurut Daconi, mental bertanding timnas saat ini jauh lebih siap.
Penyebabnya, kata Daconi, pada pertandingan sebelumnya kontra Filipina, Timnas setelah sempat ketinggalan 1-0 pada babak pertama dan sempat berada dalam kondisi tertekan, berhasil lolos setelah menjelang akhir pertandingan di babak kedua mampu menciptakan empat gol.
“Kita semua menyaksikan, hanya dalam waktu sebelas menit, empat gol berhasil tercipta. Tanpa mental juara, hal itu tidak mungkin terjadi,” katanya.
Daconi yang sebelumnya juga pernah menjadi CEO Semen Padang FC mengatakan faktor ketiga adalah taktik penyerangan.
Menurutnya karena kekuatan kedua tim yaitu Indonesia dan Vietnam seimbang, taktik penyerangan harus lebih tajam dan agresif.
Jadi intensitas dan kualitas serangan harus terus menerus ditingkatkan sepanjang pertandingan digelar selama 2x 45 menit.
Faktor keempat sekaligus yang terpenting adalah dukungan beserta doa dari seluruh pecinta sepakbola di tanah air.
Menurutnya, kedua hal itulah yang menjadi semangat para pemain di lapangan.
“Hal itu terbukti pada pertandingan terakhir melawan Filipina,” katanya.
Pada pertandingan terakhir yang berakhir dengan kemenangan telak Indonesia, menurut Daconi ada pelajaran berharga yang dapat dipetik.
Daconi mengatakan di ruang ganti pemain, pada saat jeda pertandingan, para pemain, pelatih maupun manajer tidak saling menyalahkan walaupun timnas telah kebobolan satu gol.
“Kami justru mengevaluasi dan melakukan kritik otokritik, hasilnya tercermin pada hasil akhir pertandingan di babak kedua,” ujarnya