Pemain asal Brasil yang dibeli 52 juta pound dari Shakhtar Donetsk ini punya kekuatan dan energi yang tak kalah sangarnya dari Blaise Matuidi.
Andai tak terkena cedera, bukan tak mungkin ia bisa bersinar di Rusia.
Dengan keberadaan Fred sebagai gelandang box-to-box dan Nemanja Matic yang berdiri di depan empat bek, Paul Pogba bisa leluasa beroperasi sebagai pengatur serangan, seperti halnya yang ditunjukkan di Rusia.
Faktor lain Paul Pogba bisa meledak di Rusia adalah karena ia punya banyak pilihan dalam melepaskan umpan-umpan ke lini depan.
Baca: Rp 5 Triliun untuk Pengganti Xavi Hernandez
Ada Antoine Griezmann yang jadi penghubung terbaiknya di lini depan, ada Olivier Giroud yang tangguh dalam duel udara, dan kerap jadi pemantul bola, serta tentu saja ada Kylian Mbappe yang punya kecepatan ekstra untuk umpan terobosan.
Di Manchester United, seperti ditulis Oliver Young-Myles, stok penyerang dengan tipikal seperti itu sebenarnya melimpah.
Ada Romelu Lukaku dengan kekuatan, dan kecepatannya.
Ada juga Anthony Martial, Marcus Rashford, dan Alexis Sanchez dengan kelincahan dan kecerdasannya dalam mencari bola.
Yang diperlukan oleh Paul Pogba adalah kebebasan dalam berkreasi.
Di musim ketiganya di Old Trafford, inilah saat paling paling tepat baginya untuk menunjukkan kehebatan yang sesungguhnya, "The Real Pogba". (*)