TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Polemik soal kenaikan gaji dan bonus Pelatih Persib Bandung, Roberto Mario Carlos Gomez, perlu ditanggapi serius oleh PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), selaku manajemen tim.
Hal itu dikatakan mantan pemain Persib Bandung, Yudi Guntara, saat dihubungi, dilansir Tribun Jabar, Minggu (5/7/2018).
Yudi Guntara mengatakan, faktor nonteknis di luar lapangan semisal masalah fasilitas, gaji, dan bonus menjadi unsur penting dalam sebuah tim.
Jika ada yang tidak dikomunikasikan dengan baik, maka hal itu bisa menjadi sandungan bagi Persib Bandung yang grafiknya sedang meningkat.
"Jangan hanya di dalam lapangan, hubungan di luar lapangan juga harus terjalin dengan bagus, hubungan antara pelatih dengan manajemen dan pemain harus tetap diperhatikan. Jangan sampai hal-hal kecil membuat Persib goyang," katanya.
Menurut Yudi Guntara, apa yang diminta Mario Gomez kepada manajemen tim, sangat wajar dilakukan seorang pelatih yang sudah membuktikan kualitas kerja kerasnya dengan kondisi pemain yang seadanya.
"Sangat wajar (permintaan Mario Gomez), 2017 Persib berada di posisi ke 13, kemudian tim ini bisa disebut tim 'uyuhan' tapi Mario Gomez bisa memperbaiki sedikit demi sedikit, dari Piala Presiden terus berkembang, perekrutan pemain juga tepat. Dia bisa mendapatkan pemain untuk mengisi posisi Tony Sucipto dan Atep, saya kira itu tidak mudah," katanya.
Semua kinerja yang telah dilakukan Mario Gomez, ujar Yudi Guntara, sangat layak diberikan apresiasi oleh manajemen.
Sebab, jika dibiarkan Mario Gomez bisa saja pergi ke tim lain yang membayarnya lebih layak.
"Semua kinerja Mario Gomez perlu dihargai, kalau Mario inginnya dihargai dengan kenaikan gaji dan bonus itu wajar, sekelas Persib yang memiliki banyak suporter. Sangat wajar bagi seorang pelatih, karena tuntutan dari bobotoh pun sangat luar biasa," ucapnya.
Intinya, kata Yudi, Mario Gomez jangan sampai lepas dari Persib Bandung karena sudah terlihat kinerjanya.
"Pelatih lain belum tentu mampu mengangkat Persib Bandung hingga seperti sekarang," katanya. (Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman)