News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mundur Dari Ketua PSSI, Edy Rahmayadi: Jangan Khianati PSSI

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua PSSI, Edy Rahmayadi usai menghadiri pertemuan antara PT Liga Indonesia Baru dengan perwakilan klub perserta Liga 1 Indonesia di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2017) sore.

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menyatakan mundur dari jabatannya.

Hal ini disampaikan Edy Rahmayadi di tengah pidato umum sebelum pembukaan Kongres.PSSI 2019 digelar Minggu (20/1/2019) pagi di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort.

Di tengah-tengah pidato umum sambutannya, Edy Rahmayadi memohon izin mengundurkan diri

“Saya nyatakan hari ini saya mundur dari Ketua. Dengan syarat jangan khianati PSSI ini. Jangan karena satu hal lain terus kita bercokol merusak rumah besar ini. Saya mundur bukan karena saya tidak bertanggungjawab tetapi karena saya bertanggung jawab,” ucap Edy dalam pidatonya.

Dan secara otomatis kepemimpinan berpindah ke Wakil Ketua Joko Driyono, dan penyerahan langsung dilakukan.

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi saat berpidato dan mengundurkan diri pada Kongres PSSI di Bali, Minggu (20/1/2019). (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)

Usai memberikan sambutan dan menyatakan mengundurkan diri, Edy Rahmayadi menyalami para tamu undangan dan langsung keluar ruangan.

Seperti diberitakan sebelumnya, publik banyak mempertanyakan rangkap jabatan di tubuh PSSI.

Namun demikian, PSSI tidak akan membahas masalah rangkap jabatan tersebut pada Kongres Tahunan di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Badung, Minggu (20/1/2019) hari ini.

Dalam daftar pengurus PSSI sekarang, sejumlah pejabat tinggi diketahui merangkap jabatan.

Seperti halnya Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, yang kini juga menjadi Gubernur Sumatera Utara, dan Djoko Driyono selaku Wakil
Ketua Umum menjadi pemilik saham Persija Jakarta.

Ada pula Iwan Budianto, Kepala Staf Ketua Umum PSSI, yang juga menjabat sebagai CEO Arema FC.

"Tidak dibahas (rangkap jabatan), dikarenakan itu salah satu pertanyaan yang sudah dua tahun yang lalu ditanyakan," ujar Sekjen PSSI,
Ratu Tisha Destria, di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Sabtu (19/1/2019).

"Secara statuta (PSSI), tidak ada yang mengatur hal tersebut (rangkap jabatan), jadi apabila tidak ada pelanggaran secara statuta, maka tidak diperlukan dibahas," sambungnya.

Kasus match fixing yang sedang membidik para pelaku sepak bola di Indonesia juga tak akan dibahas.

Dua pengurus PSSI, Johar Lin Eng (Exco) dan Dwi Irianto (Anggota Komdis), sudah ditangkap oleh Satgas Anti Mafia Bola bentukan Polri.

"Belum sampai ke sana," Ratu Tisha menambahkan.

Sementara itu, beredar kabar akan ada pengurus PSSI yang diciduk Satgas Anti Mafia Bola di arena kongres hari ini. Disebutkan, Satgas Anti Mafia Bola saat ini juga telah berada di Bali.

Ketua Satgas Hendro Pandowo dan Krishna Murti sebagai Wakil Satgas beserta jajaran dilaporkan telah berada di Bali sejak beberapa waktu sebelumnya.

Sebelumnya, Karopenmas Mabes Polri menyatakan usai Kongres PSSI akan ada tersangka baru lagi. Bahkan diduga kuat tersangka baru ini adalah pejabat teras PSSI.

Terkait akan ada tersangka baru di tubuh PSSI, Ratu Tisha, pun tak ingin berkomentar.

"Kita no comment, kita tidak ingin niat kita untuk sepak bola menjadi kontra-produktif, kalau kita saling tanggapi di media,” katanya.

Di sisi lain, Ratu Tisha juga menyatakan PSSI telah bekerja menginvestigasi potensi pengaturan skor atau match fixing di sepak bola Indonesia.

"Perlu diketahui bahwa ada dua hal yang sementara diinvestigasi PSSI melalui Komdis dan Badan Yudisial, itu tanpa diberi tahu pun, tanpa orang mengingatkan, sudah tugas kami sesuai statuta, dan arahan FIFA, untuk menjaga integritas sepakbola," ujarnya. (*) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini